Kamis 05 Oct 2023 10:05 WIB

Minta TNI Peka Terjadinya Krisis Pangan, Jokowi: Urusan Pangan itu Urusan Perut!

Jokowi ingatkan masalah pangan amat penting dan penentu stabilitas bangsa

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Suasana peringatan Hari TNI di Kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Kamis (5/10/2023). Upacara peringatan dihadiri Presiden Joko Widodo sebagai inspektur upacara.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Suasana peringatan Hari TNI di Kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Kamis (5/10/2023). Upacara peringatan dihadiri Presiden Joko Widodo sebagai inspektur upacara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh anggota TNI memiliki kepekaan dan kesadaran terkait urusan pangan. Masalah pangan, kata dia, sangat penting dan menjadi penentu stabilitas bangsa.

"Saya minta seluruh anggota TNI punya naluri terkait ini, punya kesadaran dan kepekaan terkait ini karena urusan pangan adalah urusan perut, sangat penting dan penentu stabilitas bangsa," kata Jokowi dalam amanatnya di HUT TNI ke -78 di Lapangan Monas, Jakarta, Kamis (5/10/2023).

Jokowi mengingatkan bahwa dunia saat ini tengah menghadapi krisis pangan akibat perubahan iklim dan terganggunya rantai pasok dunia. Bahkan sebanyak 22 negara sudah melakukan pembatasan ekspor pangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Dalam kesempatan ini, ia juga meminta pemerintah bijak dalam membelanjakan anggaran untuk penyediaan alat utama sistem senjata (alutsista). Ia mengatakan, modernisasi alutsista memang sangat diperlukan.

Namun kondisi keuangan negara dan anggaran negara saat ini masih sangat terbatas. Selain itu, anggaran negara ini juga dibutuhkan untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat.

"Untuk urusan alutsista memang modernisasi alutsista sangat diperlukan. Tapi keuangan negara, anggaran negara, APBN kita sangat terbatas dan untuk kebutuhan kesejahteraan rakyat sangatlah besar. Sehingga belanja alutsista harus dilakukan bijak, baik caranya maupun peruntukannya," kata Jokowi.

Jokowi menekankan, modernisasi alutsista harus menjadi bagian penting dari pengembangan investasi industri pertahanan dalam negeri. Karena itu, ia mendorong agar dilakukan transfer teknologi, peningkatan SDM, dan mengutamakan produk dalam negeri.

Ia pun meminta agar anggaran yang dimiliki harus direalisasikan dan bermanfaat bagi masyarakat. Sebab, anggaran tersebut didapatkan dari uang rakyat.

"Saya minta agar anggaran yang dimiliki karena sulit dalam mengumpulkannya, sulit dalam mendapatkannya, dan merupakan uang dari rakyat, sehingga sebisa mungkin harus dibelanjakan dan harus diputar kembali untuk rakyat," ujar Jokowi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement