Kamis 05 Oct 2023 14:15 WIB

Tiga Alasan Mengapa Allah Turunkan Ayat Mengenai Alam Semesta dalam Alquran?

Ayat-ayat mengenai alam semesta cukup banyak termaktub di dalam Alquran.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
 Tiga Alasan Mengapa Allah Turunkan Ayat Mengenai Alam Semesta dalam Alquran? Foto:  Langit berawan/ilustrasi
Foto: pexels
Tiga Alasan Mengapa Allah Turunkan Ayat Mengenai Alam Semesta dalam Alquran? Foto: Langit berawan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Ayat-ayat mengenai alam semesta cukup banyak termaktub di dalam Alquran. Setidaknya Allah memberikan sejumlah maksud di balik hadirnya ayat-ayat tersebut di dalam Alquran.

Prof Quraish Shihab dalam buku Membumikan Alquran menjelaskan, Alquran memang berbicara mengenai alam semesta dan fenomenanya. Paling sedikit terdapat tiga hal yang dapat dikemukakan menyangkut hal tersebut. Berikut penjabaran Prof Quraish:

Baca Juga

Pertama, Alquran memerintahkan atau menganjurkan kepada manusia untuk memperhatikan dan mempelajari alam raya dalam rangka memperoleh manfaat dan kemudahan-kemudahan bagi kehidupannya. Serta untuk mengantarkannya kepada kesadaran akan keesaan dan kemahakuasaan Allah SWt.

Dari perintah ini tersirat pengertian bahwa manusia memiliki potensi untuk mengetahui dan memanfaatkan hukum-hukum yang mengatur fenomena alam tersebut. Namun, pengetahuan dan pemanfaatan ini bukan merupakan tujuan puncak (ultimate goal).

Kedua, alam semesta dan segala isinya beserta hukum-hukum yang mengaturnya, diciptakan, dimiliki, dan di bawah kekuasaan Allah SWT serta diatur dengan sangat teliti. Ala raya tidak dapat melepaskan diri dari ketetapan-ketetapan tersebut—kecuali jika dikehendaki oleh Tuhan. Dari sini tersirat bahwa; alam raya atau elemen-elemen tidak boleh disembah, dipertuhankan atau dikultuskan. Kemudian, manusia dapat menarik kesimpulan-kesimpulan tentang adanya ketetapan-ketetapan dengan pokok-pokok bahasan ayat yang lain.

Dalam kaitannya dengan prinsip-prinsip pokok di atas, ulama-ulama tafsir memperingatkan perlunya para mufasir—khususnya dalam menafsirkan ayat-ayat Alquran dengan penafsiran ilmiah—untuk menyadari sepenuhnya sifat penemuan-penemuan ilmiah, serta memperhatikan secara khusus bahasa dan konteks ayat-ayat Alquran.

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement