Kamis 05 Oct 2023 17:00 WIB

Pengamat Sebut Erick Paling Menjanjikan Jadi Cawapres Prabowo, Ini Sederet Alasannya

Elektabilitas Erick di survei PRC menjadi yang tertinggi sebagai cawapres.

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan keterangan dalam konferensi pers di Gedung Kejaksaan Agung RI, Jakart, Selasa (3/10/2023). Konferensi pers tersebut dalam rangka menyampaikan keterangan terkait penyerahan hasil audit dana pensiun BUMN yang bermasalah untuk ditindaklanjuti oleh Kejaksaan Agung RI. Dari 48 dana pensiun BUMN yang diaudit, terdapat 4 dana pensiun yang bermasalah dengan total dugaan kerugian negara mencapai Rp300 miliar. Erick mengungkapkan hampir 70 persen dana pensiun yang dikelola oleh BUMN berada dalam kondisi yang tidak sehat.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan keterangan dalam konferensi pers di Gedung Kejaksaan Agung RI, Jakart, Selasa (3/10/2023). Konferensi pers tersebut dalam rangka menyampaikan keterangan terkait penyerahan hasil audit dana pensiun BUMN yang bermasalah untuk ditindaklanjuti oleh Kejaksaan Agung RI. Dari 48 dana pensiun BUMN yang diaudit, terdapat 4 dana pensiun yang bermasalah dengan total dugaan kerugian negara mencapai Rp300 miliar. Erick mengungkapkan hampir 70 persen dana pensiun yang dikelola oleh BUMN berada dalam kondisi yang tidak sehat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Eksekutif Politika Research & Consulting (PRC) Rio Prayogo menilai, nama Menteri BUMN Erick Thohir paling menjanjikan untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Menurutnya, dari sejumlah nama yang beredar, nama Erick bisa mendongkrak suara Prabowo Subianto.

“Berdasarkan survei teranyar lembaga kami, Prabowo lebih menjanjikan bersama Erick Thohir,” kata Rio, dalam keterangan, Kamis (5/10/2023).

Baca Juga

Rio mengakui, dalam survei terbaru PRC, pasangan Prabowo-Erick meraih elektabilitas 38,8 persen dalam simulasi tiga pasangan. Sementara, pasangan Ganjar-Sandiaga ada di posisi kedua dengan 31,9 persen, disusul Anies-Muhaimin 16,5 persen. Dalam simulasi berikutnya, lanjut dia, Prabowo-Erick meraih 38,2 persen. Sementara itu, lawannya, Ganjar-Ridwan Kamil 33,1 persen, dan Anies-Muhaimin 18 persen.

“Dalam simulasi tujuh nama cawapres, Erick Thohir meraih elektabilitas 16,8 persen. Elektabilitas Ridwan Kamil sebesar 16,4 persen, dan Muhaimin Iskandar sebesar 15,4 persen. Berikutnya, Sandiaga Uno (12,6 persen), Gibran Rakabuming Raka (10,8 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (10 persen), dan Airlangga Hartarto (1,2 persen),” tutur dia.

Rio mengatakan, Erick kuat di Provinsi Jawa Timur, menjadi salah satu representasi Nahdlatul Ulama (NU), dan suaranya lebih merata di seluruh Indonesia. Khususnya di luar Jawa dan tidak sebatas kalangan tertentu saja.

Menurut Rio, Erick juga bisa merambah basis suara yang belum dimiliki Prabowo. Yakni generasi milenial, khususnya masyarakat sepak bola. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari keterlibatannya yang intensif dalam dunia sepak bola, di mana sebelumnya Erick Thohir pernah menjadi Presiden Inter Milan.

Rio menilai, sejak berkiprah sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick langsung menggebrak dengan sejumlah kebijakan dan langkah yang membawa perubahan positif. Fokusnya pada pembinaan usia dini layak diapresiasi, mengingat keberhasilannya mendorong timnas Indonesia U-17 dalam Piala Dunia U-17 2023.

"Ini semua memperkuat modal sosial dan kekuatannya sebagai tokoh berpengaruh. Erick juga menguatkan Prabowo dari narasi dan isu perbaikan ekonomi, karena memiliki pengalaman panjang di bidang ekonomi, saat ini menjadi Menteri BUMN dan Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Survei and Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara menilai, dibanding dengan bakal cawapres lain, Erick memiliki modal sosial politik yang bisa memperkuat cawapres baik dalam sukses pemenangan maupun dalam sukses kepemimpinan.

"Dalam sukses pemenangan, di samping ET (Erick Tohir) secara teritorial pasti bisa memperkuat kemenangan di luar Jawa. Sementara itu, ET bisa diterima di semua pihak dan strata sosial masyarakat," kata Igor.

"Sebutlah misalnya, kelompok milenial, kelompok menengah, agama dan bahkan kelompok strategis pemilih lainnya, seperti komunitas sepakbola yang sangat fanatik, serta masyarakat ekonomi syariah di mana ET jadi Ketua Umum-nya. Itu bisa menjadi instrumen politik yang efektif, karena umat Islam merupakan mayoritas penduduk Indonesia," ujarnya menambahkan.

Belum lagi, lanjut dia, rekam jejak Erick sebagai praktisi ekonomi profesional, menegaskan dia memahami masalah-masalah ekonomi, tidak hanya sekadar praktis tetapi juga visioner dalam menjawab tantangan bangsa ke depan.

"Ini penting mengingat, calon wakil presiden yang mendampingi capres Prabowo idealnya adalah sosok yang paham masalah-masalah ekonomi secara komprehensif. Ini untuk meletakkan fondasi Indonesia 2045 sebagai negara maju," tegasnya.

Selain itu, Erick Thohir mampu mendapatkan dukungan dari para pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi), lantaran dia memiliki hubungan dekat dengan orang nomor satu di Indonesia tersebut.

"Harus dicatat bahwa Erick memiliki rekam jejak sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres 2019 yang lalu, dan telah terbukti sukses. Hal ini tentu memberikan dampak positif terhadap potensi Erick Thohir dalam menghimpun dukungan dari para pendukung Jokowi di seluruh wilayah Indonesia, dan tidak tersegmentasi di wilayah tertentu saja," tegasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement