REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah setelah sepanjang perdagangan bergerak di zona hijau. IHSG terkoreksi 0,17 persen atau terpangkas 11,75 poin ke level 6.874,82.
"IHSG melemah terbatas dan bursa Asia didominasi oleh penguatan, hal ini terjadi akibat dari turunnya harga minyak mentah dan data tenaga kerja AS yang diproyeksikan melemah," kata Pilarmas Investindo Sekuritas, Kamis (5/10/2023).
Investor menantikan data terbaru unemployment rate dan non-farm payrolls AS yang akan dirilis Jumat besok. Melalui data tenaga kerja tersebut, investor akan membaca arah pergerakan tingkat suku bunga AS.
Para ekonom memperkirakan 170 ribu lapangan kerja tercipta pada September, melambat dari 187 ribu pada Agustus. Sementara unemployment rate kemungkinan turun menjadi 3,7 persen dari 3,8 persen.
Dolar AS melemah terhadap seluruh mata uang negara-negara G10 dan yen menguat sebesar 0,6 persen. Di pasar komoditas, minyak mentah berjangka WTI sedikit lebih tinggi setelah merosot 5,6 persen pada Rabu kemarin dan menetap di bawah 85 dolar AS per barel.
Menurut riset Pilarmas Investindo Sekuritas, penurunan ini mencerminkan kekhawatiran atas lesunya permintaan komoditas tersebut karena kenaikan suku bunga dan penguatan dolar yang membebani perekonomian global.
Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak melemah. Saham–saham yang mendominasi penurunan diantaranya MEDC, SCMA, ESSA, MDKA, dan HRUM. Sedangkan saham-saham yang mengalami penguatan diantaranya SIDO, TPIA, KLBF, ICBP, dan CPIN.