REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus stunting di DKI Jakarta belum juga terselesaikan. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan terdapat sebanyak 20 ribu anak di DKI Jakarta yang masih mengalami stunting.
"Pertama emang kan stunting sekarang di DKI kurang lebih 20 ribu ya. Lurah dengan Dinas, Sudin Kesehatan memang kami bersama DPRD untuk mencari," kata Heru kepada wartawan di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat pada Kamis (5/10/2023).
Kemudian, ia melanjutkan nantinya anak yang terkena stunting akan didata dan diberi perawatan oleh Dinas Kesehatan. Menurut dia, anggaran untuk anak yang terkena stunting cukup.
"Jadi kalau ada ya kita rawat, mudah-mudahan anggaran cukup dan perawatan itu bermanfaat untuk mereka untuk bisa keluar dari stunting," kata Heru.
Ia menambahkan ada standar untuk menangani anak yang mengalami stunting. Misalnya, menjaga berat badannya agar tidak mengalami penurunan.
"Kan ada standarnya dari kesehatan. Jaga supaya dia tidak turun lagi berat badannya, kasih asupan gizi, tambahan gizi. Jaga supaya berat badan benar-benar naik, terus tumbuh kembangnya sesuai dengan umurnya," ujar Heru.
Sebelumnya diketahui, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono kembali mengundangMenteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, pada Senin (24/7/2023) untuk membahas program stunting.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan merujuk pada data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 798.107 balita di DKI Jakarta tergolong rawan gizi.
"Pak Menteri tadi mengarahkan, dari 798 ribu itu semuanya harus ditimbang. Yang sekarang sudah tertimbang itu adalah 250 ribuan (54,6 persen). Sedangkan balita di Jakarta yang bermasalah gizi (stunting, gizi buruk, gizi kurang, underweight) total 36 ribu,” kata Heru di Balai Kota, Jakarta Pusat.
Kemudian, ia melanjutkan untuk melakukan intervensi sedini mungkin agar anak yang terindikasi rawan gizi dapat segera ditangani dan tidak sampai memburuk hingga mengalami stunting. Intervensi yang dilakukan seperti bantuan pemberian vitamin tambahan di sekolah, pemberian gizi tambahan melalui posyandu, hingga pangan murah bagi pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP).