REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Bogor Devie P Sultani, memertanyakan rupa dan fasilitas dari toilet seharga Rp 200 juta yang dibangun di SMPN 9 dan SMPN 17 Bogor. Menurut dia, pengajuan pembangunan toilet dengan harga fantastis ini tidak ada di laporan Badan Anggaran DPRD Kota Bogor.
“Harus dijelaskan dalam hal bentuk dan fungsinya. Saya juga mencatat bahwa dalam Badan Anggaran DPRD tidak ada laporan pengajuan terkait pembangunan atau renovasi toilet di sekolah tersebut. Kami perlu memastikan penggunaan anggaran yang efisien,” kata Devie kepada wartawan, Kamis (5/10/2033).
Ia juga mengaku heran dengan proyek tersebut sehingga ia sebut perlu ada evaluasi. Sebab, kata Devie, masih banyak sekolah di Kota Bogor yang membutuhkan perbaikan infrastruktur.
“Anggaran sebesar Rp 200 juta rupiah ini cukup signifikan dan kami, sebagai wakil rakyat, perlu memastikan bahwa penggunaannya memadai dan sesuai dengan kebutuhan sekolah-sekolah di kota ini,” katanya.
Devie menegaskan, pembangunan toilet dengan nominal fantastis itu harus memiliki manfaat yang jelas dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Di sisi lain, ia pun mengingatkan penggunaan anggaran harus bijaksana dan mempertimbangkan prioritas, terutama dalam sektor pendidikan.
“Saya meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk segera mengevaluasi proyek toilet ini guna memastikan penggunaan anggaran yang efisien dan sesuai dengan kebutuhan sekolah-sekolah di kota tersebut,” tegasnya.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Disdik Kota Bogor Sultodi Mahbub mengeklaim toilet ini dibangun dengan konsep arsitektur ikonik dan berintegrasi dengan penataan lingkungan. Menurutnya, dengan konsep arsitektur ikonik yang kekinian ini akan menghilangkan mindset toilet yang kumuh dan kotor. Selain itu, toilet ini akan berintegrasi dengan penataan lingkungan.
Di samping itu, Sultodi menegaskan, barang atau item yang digunakan dalam toilet senilai Rp 200 juta ini sudah mengacu pada standar harga biaya yang ditentukan Pemkot Bogor. Ia pun telah melakukan survei harga pasaran baik untuk kloset, wastafel, urinoir, dan barang lainnya.
“Sesuai dengan yang kami anggarkan dengan spek yang standar dan wajar di pasaran. Untuk pelaksanaannya kami tugaskan konsultan pengawas untuk mengerjakan sesuai dengan spek. Sesuatu yang bagus memang mahal, tapi kami tidak menyajikan dengan standar lux (mewah), namun standar kekinian,” ujarnya.