REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memastikan kesiapan mental dan kesehatan ibu jelang proses kelahiran adalah hal yang penting bagi bidan. Sebab, hal itu menjadi penentu anak kelak bertumbuh kembang secara optimal. Untuk memasifkan upaya tersebut, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jawa Barat (Jabar) menggelar gerakan edukasi gizi.
“Melalui kegiatan ini, kita mendorong bidan memberikan edukasi langsung kepada masyarakat di wilayahnya masing-masing,” ujar Ketua IBI Jawa Barat, Eva Riantini, Kamis (5/10/2023).
Dia mengatakan, tujuannya adalah agar masyarakat, terutama ibu, lebih paham kecukupan gizi keluarga, bagaimana asupan agar ibu hamil cukup gizi. Satu lagi yang terpenting, kata dia, pada masa MPASI agar jangan sampai salah memberikan makanan untuk anak, jangan sampai ada bahan-bahan tinggi kandungan gula dan garam yang diberikan untuk anak.
“Seperti yang cenderung terjadi pada masyarakat adalah pemberian susu kental manis untuk anak, karena ini berbahaya,” jelas Eva.
Lebih lanjut, Eva mengatakan, edukasi yang dilaksanakan serentak itu selain memperluas jangkauan masyarakat yang terpapar edukasi, juga menumbuhkan kreativitas bidan dalam memberikan penyuluhan. Selama ini, anggapannya penyuluhan itu membosankan, tapi melalui kegiatan itu yang terlihat justru potensi bidan yang cukup kreatif dalam memanfaatkan berbagai media di sekitarnya.
“Termasuk media sosial dalam memberikan edukasi yang efektif dan mudah dipahami masyarakat. Hal ini patut kita apresiasi dan menjadi contoh bagi bidan-bidan lainnya untuk bisa meningkatkan kreatifitas menyesuaikan dengan perkembangan jaman yang serba digital ini,” jelas Eva.
Tim Kerja dari Kesehatan Keluarga dan Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Eka Lestari Kurnia, mengapresiasi kegiatan edukasi oleh para bidan di wilayah Bandung Raya yang diselenggarakan oleh PB IBI Jawa Barat dan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI).
”Kami berharap tidak berhenti hanya di pemberian penghargaan tapi bagaimana inovasi ini bisa terus berlangsung dan ke depannya dapat memberikan dampak positif untuk peningkatan status gizi ibu hamil dan balita,” kata Eka.
Eka berharap informasi gizi masyarakat khususnya pada ibu hamil dan balita akan dapat mencakup banyak sasaran. Tidak hanya yang akses ke fasyankes atau posyandu, tapi juga untuk masyarakat secara umum. Diharapkan, informasi tersebut dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dan menjadikannya pembiasaan.
”Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga dapat menjadi pembiasaan baik yang terus dilakukan berkesinambungan dan pada akhirnya dapat membentuk kesadaran dan perilaku yang baik dalam pemenuhan gizi bagi ibu hamil dan balita di 1000 HPK,” kata Eka.
Salah satu inovasi metode edukasi yang dilakukan para bidan adalah menggunakan aplikasi untuk memantau perkembangan, mengajak masyarakat untuk menjadi peserta aktif sosialisasi melalui teatrikal drama. Biasanya peserta hanya mendengarkan, namun bidan mengikutsertakan masyarakat dalam edukasi.
Metode yang digunakan untuk edukasi gizi adalah memanfaatkan media sosial sebagai platform untuk menyebarkan informasi dan edukasi yang edukatif. Dengan gencar membagikan konten-konten pendidikan dan kesehatan melalui platform media sosial, bidan-bidan berharap dapat mencapai lebih banyak orang dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya edukasi gizi yang baik.
Langkah-langkah inovatif itu disebut menunjukkan komitmen bidan-bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama edukasi gizi yang lebih baik dan membantu masyarakat untuk lebih aktif dalam menjaga kesehatan mereka.
Sinar, salah satu bidan mengatakan dengan diadakannya kampanye edukasi gizi itu membuat dirinya menjadi lebih terbuka mengenai hal-hal yang baru diketahuinya. Dia mengaku baru mengetahui fakta baru mengenai bahaya kental manis saat diberi edukasi di seminar yang dilaksanakan IBI Jabar dan YAICI.
“Dan ternyata, masih banyak bidan yang belum mengetahui bahaya kental manis tersebut,” jelas Sinar.
Ketua Advokasi YAICI, Yuli Supriati, mengatakan, kegiatan yang dilakukan itu menjadi menarik bagi bidan. Karena mereka pada akhirnya melakukan inovasi dan kreativitas untuk mengedukasi masyarakat terkait gizi terutama bahaya kental manis bagi kesehatan anak.
Sejak Juli 2023 IBI Jawa Barat bersama YAICI menggelar rangkaian kampanye Bidan Sahabat Ibu dan Anak yang diikuti oleh lebih dari seribu bidan di wilayah Jabar. Rangkaian kampanye ini terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya seminar edukasi gizi hingga Lomba Bidan Sahabat Ibu dan Anak.
Kompetisi itu berhasil memicu semangat inovasi dan kreativitas di antara bidan-bidan yang berpartisipasi. Setelah melalui proses penilaian yang ketat, akhirnya terpilihlah lima bidan yang menerima penghargaan sebagai "bidan inovatif" atas kontribusi mereka dalam menyebarkan pengetahuan kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat.