REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gelaran Zakat goes to Campus di Universitas Andalas, Sumatra Barat pada Rabu-Kamis (4-5/10/2023) membahas tentang Islamic Social Finance dan Profesi Amil dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045. Kaprodi Ekonomi Islam FEB Neng Kamarni mengatakan Zakat yang merupakan bagian dari Islamic Social Finance dapat dialokasikan untuk mendukung tercapainya SDGs.
“Harapannya, mahasiswa menjadi agen perubahan dalam pengembangan zakat agar memberikan dampak yang optimal terhadap perekonomian,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Umum Forum Zakat, Irvan Nugraha mengatakan tahun 2045 adalah momentum untuk menjadikan Indonesia negara maju, makmur & sejahtera. “Oleh karena itu, zakat dapat menjadi kontribusi konkrit untuk masyarakat, menjadi bangunan pondasi bagi masyarakat agar keluar dari kemiskinan, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terjadi,” kata dia.
Tak hanya itu, menurutnya pertumbuhan penerima manfaat ini tidak hanya pada aspek ekonomi, tetapi juga aspek spiritual. “Forum Zakat terus menguatkan beberapa hal, edukasi & literasi, tata kelola, dan kontribusi yang berkelanjutan, serta kolaborasi,” ungkapnya.
Aksi kolaboratif dan hubungan yang kuat akan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Gerakan Zakat secara umum, terbuka terhadap berbagai masukan dari para pihak, termasuk akademisi, media, dan stakeholder lainnya. “Sehingga semua terdorong untuk berkontribusi dalam zakat untuk menyongsong Indonesia emas 2045,” tandasnya.
Menanggapi hal itu, Redaktur Pelaksana Koran Singgalang, Soesilo Abadi Piliang menyampaikan komitmennya dalam mensosialisasikan Islamic Social Finance ini. “Jika terwujud secara ideal tentu Indonesia akan sejahtera, karena dominasi umat muslim di Indonesia. Zakat yang dikeluarkan oleh setiap individu akan sangat membantu kelompok yang mengalami kesusahan,” katanya.
Sementara, Ketua Tim Kerja Pemberdayaan Zakat Kanwil Kemenag Sumbar, H. Alfajri, S.HI, M.A berharap Indonesia keluar dari middle income trap di tahun 2045. “Visi Indonesia emas adalah kemiskinan 0% dan ketimpangan yang rendah. Kementerian Agama bersama Organisasi Pengelola Zakat berupaya dalam mengatasi kemiskinan, dengan pemberdayaan ekonomi umat. Melalui program-program harapannya ini dapat mengurangi kemiskinan untuk menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Mewakili Gubernur Sumatera Barat, Kabag Bintai Biro Kesra Pemprov Sumbar Hendri Nabullah, menyampaikan apresiasi Gubernur terhadap berlangsungnya acara ini. Menurutnya, Zakat goes to Campus sebagai langkah sosialisasi mendorong potensi zakat di Sumatera Barat.
Agenda ini juga dihadiri oleh RCEO BSI Region III Palembang Wachjono, yang turut menyambut baik gagasan diskusi ini, menurutnya mahasiswa harus turut berkontribusi aktif dan meningkatkan kapasitas individu yang akan sangat digunakan di dunia kerja. Zakat goes to Campus berlangsung selama dua hari diikuti oleh ratusan peserta, dan diramaikan dengan Zakat Expo oleh OPZ yang ada di Sumatra Barat, FOSSEI Sumbagteng dan BEM FEB UNAND.