Jumat 06 Oct 2023 17:03 WIB

Ulama Palestina Serukan Umat Islam Bangkit demi Solidaritas Al Aqsa

Negara-negara Arab dan Islam diminta melindungi Masjid Al-Aqsa dan masyarakatnya.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
FILE - Dalam foto arsip 18 Juni 2021 ini, pasukan keamanan Israel mengambil posisi selama bentrokan dengan warga Palestina di depan Masjid Kubah Batu di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem. Warga Palestina dan pemukim Yahudi saling melemparkan batu, kursi, dan kembang api semalaman di lingkungan Yerusalem yang tegang di mana kelompok pemukim berusaha mengusir beberapa keluarga Palestina, kata para pejabat Selasa, 22 Juni.
Foto: AP/Mahmoud Illean
FILE - Dalam foto arsip 18 Juni 2021 ini, pasukan keamanan Israel mengambil posisi selama bentrokan dengan warga Palestina di depan Masjid Kubah Batu di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem. Warga Palestina dan pemukim Yahudi saling melemparkan batu, kursi, dan kembang api semalaman di lingkungan Yerusalem yang tegang di mana kelompok pemukim berusaha mengusir beberapa keluarga Palestina, kata para pejabat Selasa, 22 Juni.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Ulama Palestina dari Kementerian Wakaf dan Agama mengadakan unjuk rasa, Rabu (4/10/2023). Hal ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa.

Akhir-akhir ini, kerap diberitakan tempat-tempat suci di Yerusalem, khususnya Al-Aqsa, semakin banyak mengalami serangan oleh pasukan Israel. Ramai media lokal dan internasional melaporkan penggerebekan yang dilakukan oleh pemukim Yahudi ekstremis Israel, yang terorganisir di bawah perlindungan polisi Israel. Frekuensinya bahkan disebut meningkat berkali-kali lipat selama hari raya Yahudi, Sukkot.

Baca Juga

Dilansir di Palestine Chronicle, Jumat (6/10/20243), protes ini diselenggarakan oleh Unit Yerusalem dari Kementerian Wakaf dan Agama. Mereka bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang bekerja untuk Yerusalem dan Al-Aqsa di seluruh Jalur Gaza.

Dalam sebuah konferensi pers, Wakil Menteri dari Kementerian Wakaf Dr. Abdul Hadi Al-Agha mengatakan, saat ini penting untuk mempertemukan para ulama dan lembaga yang bekerja untuk Yerusalem. Hal ini mengingat meningkatnya serangan ganas yang dilakukan oleh pemukim ilegal Yahudi baru-baru ini.

“Kami tidak bisa membiarkan pemukim terus menyerang Masjid Al-Aqsa dan para wanita yang berada di sana bekerja keras untuk melindunginya,” kata Al-Agha.

Ia pun mengeluarkan seruan bagi negara-negara Arab dan Islam untuk melindungi Masjid Al-Aqsa dan masyarakatnya, dari kejahatan yang sedang berlangsung ini.

Sebelumnya dilaporkan lebih dari 1.000 pemukim Israel memaksa masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki. Menurut pejabat Palestina, mereka datang untuk menandai hari kelima hari raya Yahudi Sukkot.

“Sekitar 1.040 pemukim menyerbu lokasi tersebut sejak Rabu pagi,” kata pejabat Departemen Wakaf Islam yang dikelola Yordania, dikutip di Yeni Safak.

Dia mengatakan para pemukim memasuki lokasi tersebut secara berkelompok melalui Gerbang Al-Mughrabi di dinding barat kompleks Masjid Al-Aqsa. Setelahnya, mereka berusaha melakukan “ritual Talmud.”

Sukkot adalah hari libur selama seminggu, yang dimulai pada 29 September dan akan berlanjut hingga 6 Oktober. Perayaan ini sekaligus mengakhiri musim hari raya Yahudi, yang dimulai dengan merayakan Rosh Hashanah (Tahun Baru) pada 15 September kemarin.

Menurut penghitungan media Anadolu Agency, sekitar 3.116 pemukim mengunjungi kompleks Al-Aqsa sejak Ahad. Tidak hanya itu, dilaporkan pula pemukim diizinkan oleh otoritas Israel memasuki kompleks Al-Aqsa dalam dua shift, pagi dan sore, kecuali Jumat dan Sabtu. Para saksi mata menyebut polisi telah memberlakukan batasan usia, sekaligus mencegah pemuda Palestina memasuki masjid selama periode penyerangan tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement