Jumat 06 Oct 2023 18:14 WIB

Warga Bali Diminta tidak Terbangkan Layang-Layang Saat KTT AIS Berlangsung

Permintaan tersebut sebagai antisipasi gangguan kelistrikan selama KTT berlangsung.

Red: Ani Nursalikah
Peserta Sanur International Kite Festival 2022 menerbangkan layang-layang di Pantai Mertasari, Denpasar, Bali, Jumat (12/8/2022). Festival layang-layang internasional tersebut diikuti oleh peserta dari berbagai negara seperti Indonesia, Australia, Polandia, Jepang dan Filipina dengan ratusan layang-layang berbagai bentuk dan ukuran.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Peserta Sanur International Kite Festival 2022 menerbangkan layang-layang di Pantai Mertasari, Denpasar, Bali, Jumat (12/8/2022). Festival layang-layang internasional tersebut diikuti oleh peserta dari berbagai negara seperti Indonesia, Australia, Polandia, Jepang dan Filipina dengan ratusan layang-layang berbagai bentuk dan ukuran.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra meminta  masyarakat tidak menerbangkan layang-layang selama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic Island States (AIS) Forum berlangsung.

Menurutnya, jika layang-layang yang diterbangkan kemudian putus dan menimpa jaringan listrik akan berpotensi mengganggu konektivitas jaringan saat pertemuan 51 negara itu berlangsung.

Baca Juga

“Oleh karena itu kami sudah koordinasi dengan PLN, juga dengan asosiasi layang-layang di Bali, termasuk desa adat, bupati/wali kota kita surati, imbau untuk selama periode KTT AIS 8-12 Oktober 2023 tidak ada aktivitas menaikkan layang-layang. Dengan demikian maka potensi gangguan jaringan bisa kita perkecil,” kata Sekda Dewa Indra pada dalam konferensi pers menuju KTT AIS di Denpasar, Jumat (6/10/2023).

Ia menjelaskan jaringan listrik di Pulau Dewata saling terkoneksi. Meskipun KTT AIS berlangsung terpusat di area Kabupaten Badung, tepatnya kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga area ITDC Nusa Dua, korsleting di wilayah lain dapat berpengaruh.