REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengakui bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo menargetkan mampu meraih dukungan 2/3 warga Nahdlatul Ulama (NU) di Pilpres 2024. Ketua Majelis Pertimbangan PPP M Romahurmuziy mengatakan, kunjungan Ganjar ke beberapa tokoh Nahdlatul Ulama (NU) adalah dalam rangka mencapai target ini.
Diketahui, Ganjar Pranowo menemui tokoh sekaligus kiai kharismatik Kiai Said Aqil Siradj di Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jakarta, pada Kamis (5/10/2023) malam. Said Aqil merupakan mantan ketua umum PBNU.
Rommy menilai wajar apabila Ganjar sowan kepada tokoh-tokoh NU yang ada di struktural PBNU maupun kiai kultural, salah satunya KH Said Aqil. Sesuai dengan survei Litbang Kompas Mei 2023, kata dia, warga NU di Indonesia ada 61 persen.
"Sebagai capres, Ganjar memerlukan restu para ulama dan nasihat-nasihat objektif untuk memimpin Indonesia ke depan," ujarnya, di Jakarta, Jumat (6/10/2023).
Rommy menambahkan kunjungan Ganjar ke beberapa tokoh NU karena ingin menarik lebih banyak kaum nahdiyin mendukung mantan gubernur Jateng tersebut pada Pilpres 2024. Ia mengatakan bahwa NU adalah salah satu ormas pendiri republik ini yang tegas komitmen kebangsaannya.
Dengan strategi yang dijalankan, lanjut dia, ditargetkan sebanyak 2/3 warga NU akan dukung Ganjar pada Pilpres 2024. "Ganjar adalah keluarga besar PPP yang dilahirkan oleh NU. Oleh karena itu, kami menargetkan setidaknya dua pertiga warga NU bisa memilih Mas Ganjar. Apalagi, selama lima tahun terakhir terbukti nyata duet harmonis dengan tokoh NU, yaitu Gus Yasin Maimoen Zubair," katanya.
Menurut dia, kunjungan Ganjar ke tokoh-tokoh NU bukan hanya baru-baru ini, melainkan sudah lama dilakukan. Rommy mencontohkan pada Juli 2023, Ganjar berdiskusi dengan masyayikh NU di Pondok Pesanteren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah.
"Ini menunjukkan betapa Mas Ganjar sangat hormat kepada ulama," ujarnya.
Ia menilai Ganjar menyadari bahwa para ulama adalah tonggak moral penyangga sila pertama Pancasila, khususnya di tengah serangan budaya asing, kampanye LGBT berskala internasional, dan judi online. "Kepada para ulamalah, umara (penguasa) harus bersandar," tegas Rommy.