Jumat 06 Oct 2023 21:39 WIB

Ilmuwan dan Otoritas Pemerintah Siapkan Sistem Peringatan Dini Banjir Himalaya

Lebih dari 200 danau menimbulkan bahaya yang sangat tinggi bagi komunitas Himalaya.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Gletser di seluruh pegunungan Hindu Kush Himalaya mencair. llustrasi
Foto: AP
Gletser di seluruh pegunungan Hindu Kush Himalaya mencair. llustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Para ilmuwan dan otoritas pemerintah sedang mengerjakan sistem peringatan dini untuk banjir glasial di sebuah danau Himalaya di timur laut India, ketika danau tersebut jebol dan menimbulkan konsekuensi yang mematikan. Negara bagian Sikkim yang bergunung-gunung mengalami kekacauan pada Rabu (4/10/2023) ketika banjir yang dipicu oleh hujan lebat dan longsoran salju menewaskan sedikitnya 40 orang. 

Ini adalah salah satu bencana terburuk di kawasan ini dalam 50 tahun terakhir. Hingga Jumat (6/10/2023) puluhan orang masih dinyatakan hilang.

Baca Juga

Bagian pertama dari sistem ini, yaitu kamera untuk memantau ketinggian Danau Lhonak dan instrumen cuaca, yang dipasang bulan lalu. Para ilmuwan mengatakan, jika beroperasi penuh, sistem peringatan ini bisa memberi masyarakat lebih banyak waktu untuk mengungsi. Rincian sistem peringatan Danau Lhonak belum pernah dilaporkan sebelumnya.

“Ini sungguh tidak masuk akal. Fakta bahwa hal itu terjadi hanya dua minggu setelah tim kami berada di sana benar-benar merupakan nasib buruk," kata ahli geosains, Simon Allen dari Universitas Zurich yang terlibat dalam proyek tersebut.