Jumat 06 Oct 2023 21:52 WIB

Investor Australia Tetap Lirik Indonesia Walau Masuki Tahun Politik

Investor Australia tahu dan menyadari potensi Indonesia.

Bendera Australia.
Foto: abc
Bendera Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investor asing tidak melihat tahun politik sebagai hambatan untuk berinvestasi di Indonesia yang akan menggelar pemilihan umum tahun depan, kata Ketua Dewan Bisnis Indonesia-Australia (IABC) George Iwan Marantika.

"Para investor dari Australia dan seluruh dunia yang tertarik dengan Indonesia pasti tertarik (berinvestasi) dan pasti akan tertarik juga dengan pemilu,"  kata George dalam temu media di Jakarta, Jumat (6/10/2023).

Baca Juga

IABC akan menggelar konferensi bisnis Indonesia-Australia di Jakarta pada 7-9 November 2023. Konferensi dua tahunan itu digelar dengan tujuan meningkatkan hubungan bisnis kedua negara.

IABC adalah organisasi bisnis yang mewakili kepentingan bisnis swasta Indonesia dan Australia yang terlibat dalam investasi serta  perdagangan bilateral. Tidak hanya memfasilitasi pembicaraan peluang-peluang bisnis, konferensi tersebut juga akan menyajikan diskusi tentang prospek investasi di Indonesia pada tahun politik.

"Ini menarik bagi anggota IABC maupun komunitas investor di luar IABC karena mereka akan mendapat perspektif bagaimana mereka melihat pemilu," sambung George.

Hal senada disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal IABC Peter Fanning yang menyatakan investor Australia yang mempunyai pengetahuan tentang Indonesia menyadari potensi negara ini. Menurut dia, investor Australia  akan tetap berinvestasi di Indonesia sekalipun dihadapkan kepada tantangan-tantangan politik.

Namun, Peter mengatakan jumlah investor Australia di Indonesia masih terbilang rendah. Australia memang tidak masuk jajaran investor asing terbesar di Indonesia.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investor  Singapura dan China menjadi investor terbesar di Indonesia pada 2022, masing-masing dengan nilai investasi 10,54 miliar dolar dan 5,18 miliar dolar AS. Investor Hong Kong dan Jepang menempati peringkat ketiga dan keempat, masing-masing dengan nilai investasi sebesar 3,91 miliar dolar AS dan 2,76 miliar dolar AS.

Bulan lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan pemilu tidak akan menghambat masuknya modal asing ke Indonesia. Luhut menegaskan investasi harus tetap jalan meski ada pemilu.

"Pemilu biarkan saja (berlangsung), tetapi investasi tidak boleh berhenti hanya karena pemilu," kata Luhut.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement