Jumat 06 Oct 2023 22:02 WIB

PBB Sebut Serangan Rudal Rusia di Kharkiv Paling Mematikan

Serangan rudal Rusia itu menghantam sebuah kafe di desa Hroza di KharkiV.

Red: Nidia Zuraya
Tim penyelamat bekerja di lokasi serangan roket di Kharkiv, Ukraina Timur, 06 Oktober 2023.
Foto: EPA-EFE/PAVLO PAKHOMENKO
Tim penyelamat bekerja di lokasi serangan roket di Kharkiv, Ukraina Timur, 06 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kantor Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia menyebut serangan udara Rusia yang menewaskan 52 orang di Kharkiv, Ukraina, pada Kamis (5/10/2023) waktu setempat sebagai salah satu serangan  paling mematikan selama perang di Ukraina.

“Yang jelas serangan itu adalah salah satu yang paling mematikan sejak 24 Februari 2022, tetapi tentu saja, ini bukan satu-satunya," kata juru bicara kantor tersebut,  Elizabeth Throssell, dalam konferensi pers di Jenewa, Jumat (6/10/2023).

Baca Juga

Serangan semacam itu, menurut Throssell, makin memperlihatkan konsekuensi yang harus ditanggung  warga sipil akibat perang Ukraina.

Serangan rudal Rusia itu menghantam sebuah kafe di Desa Hroza yang terletak di Kharkiv di timur laut Ukraina, di mana penduduk desa sedang berkumpul untuk berkabung atas gugurnya tentara Ukraina. Desa tersebut kabarnya tidak berada dekat target militer atau industri.

"Sejauh ini, rekan-rekan kami di Misi Pemantauan Hak Asasi Manusia Ukraina (HRMMU) telah menetapkan nama 35 orang yang terbunuh, terdiri dari 19 perempuan, 15 laki-laki, dan seorang bocah laki-laki berusia 8 tahun, serta 5 perempuan dan 1 orang terluka," kata dia.

“Seorang tentara Ukraina yang menghadiri pemakaman ayahnya termasuk di antara mereka yang tewas," kata pihak berwenang.

Sebelum perang, jumlah penduduk desa itu sekitar 300 jiwa. Throssell mengaku tak begitu yakin berapa jumlah penduduk di sana saat ini karena banyak yang terbunuh akibat perang itu.

Kantor PBB untuk Hak Asasi Manusia mencatat bahwa setidaknya delapan keluarga yang kehilangan lebih dari satu kerabat yang tewas dalam serangan itu, kata dia.

"Sekali lagi kami menekankan  lagi bahwa hukum kemanusiaan internasional, khususnya aturan mengenai perilaku permusuhan, harus ditegakkan."

Jens Laerke, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), juga membahas masalah ini, dan mengatakan bahwa koordinator kemanusiaan di Ukraina, Denise Brown, mengutuk serangan tersebut.

Badan-badan PBB dan para mitra NGO Ukraina sedang memobilisasi bantuan untuk warga sipil di wilayah itu, termasuk pasokan medis dan dukungan kesehatan, alat pemeliharaan tempat penampungan, barang-barang yang bukan makanan, uang tunai, dan bantuan kebersihan serta dukungan kesehatan mental dan psikososial, kata Laerke.

Dia mengatakan bahwa Brown sedang mengunjungi Hroza hari ini untuk melihat secara langsung bagaimana komunitas kemanusiaan mendukung para korban.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement