REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) berharap pengelolaan dana abadi umat (DAU) dapat memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat luas. Untuk itu, BPKH memanfaatkan DAU melalui berbagai program kemaslahatan.
Anggota Badan Pelaksana (BPKH), Sulistyowati, mengatakan, program kemaslahatan ini mencakup sejumlah bidang, antara lain ibadah haji, pendidikan dan dakwah, dan kesehatan. Selain itu, sosial keagamaan, ekonomi umat, sarana prasarana ibadah, dan tanggap kebencanaan.
“Harapannya dana DAU dan program kemaslahatan ini benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” ujar Sulistyowati, seusai kegiatan serah terima bantuan program kemaslahatan di Klinik Adiandra Medika, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (6/10/2023).
Salah satu yang diwacanakan BPKH untuk program kemaslahatan ini, menurut Sulistyowati, pembangunan rumah sakit. Ia mengatakan, BPKH mempertimbangkan pembangunan rumah sakit di daerah-daerah yang masih kekurangan fasilitas kesehatan.
“Mungkin nanti kita akan bangun rumah sakit gratis di daerah yang membutuhkan. Kan masih banyak juga daerah yang belum punya. Kita lihat inginnya masyarakat seperti apa,” kata Sulistyowati.
Sulistyowati mengatakan, program kemaslahatan disesuaikan dengan pengajuan atau usulan masyarakat yang masuk ke BPKH ataupun melalui Kementerian Agama (Kemenag). Tim pelaksana BPKH nantinya menyeleksi usulan yang masuk, disesuaikan dengan aspek pemanfaatan DAU.
“Proposal pengajuan yang masuk di BPKH ada sekitar dua triliun, makanya program ini dipastikan akan terus berlanjut. Tinggal sesuaikan dengan bujet dan sasaran program,” kata Sulistyowati.
Saat ini, Sulistyowati mengatakan, BPKH tengah melakukan pengadaan sarana prasarana pendidikan untuk salah satu pesantren di Jawa Timur. Selain itu, kata dia, menjalankan program kemaslahatan berupa operasi katarak gratis untuk 100 warga Jawa Barat.