REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya telah menyimpulkan cara ibu dan anak Grace Arijani Harahapan (64 tahun) dan David Ariyanto Wibowo (38) mengakhiri hidupnya dengan cara mengurung diri di ruangan sempit. Keduanya dipastikan mengembuskan napas terakhir karena memang berniat bunuh diri.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi menjelaskan, kasus bunuh diri yang dilakukan kedua korban, pernah terjadi di Jepang. Kedua jasad korban ditemukan di kamar mandi rumah mewah di kawasan Cinere, Kota Depok, Jawa Barat pada September lalu.
"Kami sempat berdiskusi dengan tim psikologi forensik ternyata metode bunuh diri ini juga pernah ditemukan di Jepang, di mana yang bersangkutan juga sering menggunakan internet," ujar Hengky saat konferensi pers di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Semanggi, Jumat (6/10/2023).
Menurut Hengki, analisis itu sesuai dengan profil korban David yang memiliki ketertarikan seputar kebudayaan Jepang. Bahkan, dri jejak penelusuran David di internet juga banyak mencari berbagai hal mengenai negari Matahari Terbit tersebut.
Termasuk, juga terkait dengan cara mengakhiri hidup yang dilakukannya tersebut. Sehingga aksi bunuh diri pun diinisiasi oleh David dan lalu keduanya memiliki kesepahaman untuk mengakhiri hidup mereka.
"Seperti dipersiapkan bantal untuk berdiam, mengurung diri dalam kamar mandi. Kemudian itu juga terkunci dari dalam," terang Hengki.
Jasad Grace dan David ditemukan dalam keadaan sudah membusuk, menghitam, dan tinggal kerangka di kamar mandi rumah di Perumahan Bukit Cinere Indah, Jalan Puncak Pesanggrahan VIII Nomor 39, Kota Depok, pada 7 September 2023. Jasad keduanya ditemukan dalam posisi terbaring dengan kepala bersandar di busa seperti bantal sofa.
Di kamar mandi itu terdapat beberapa sisa pembakaran dupa di dalam gayung dan juga botol minuman yang belum dibuka. Hal itu semakin menguatkan dugaan korban melakukan ritual untuk mengakhiri hidupnya.
"Di dalam kamar mandi bagian belakang rumah dengan posisi keduanya bersebelahan bersandar alas sandaran telah menjadi kerangka. Terdapat dia botol minuman di antara jenazah, terdapat bungkus cokelat, senter, dan dua buah anglo," jelas Hengki.
Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor), Nathanael EJ Sumampouw menyimpulkan, semasa hidupnya, kedua korban sepertinya memiliki persoalan pada psikologinya. Kedua korban mempunyai kepribadian yang cenderung tertutup dan tidak percaya orang lain atau paranoid dan juga frustasi.
"Kami menemukan seseorang (Grace) yang memiliki kepribadian paranoid. Bahkan ada kecenderungan memiliki ide delusional, ada kondisi depresi, dia menarik diri, kurang merawat diri itu pada ibu," ungkap Nathanael.
Pemikiran David aneh...