REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Otoritas Israel melarang Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly untuk mengunjungi sebuah desa Palestina, Ein Samiya. Desa tersebut telah menjadi sasaran serangan dan kekerasan oleh pemukim selama bertahun-tahun.
Cleverly dijadwalkan mengunjungi kota Ein Samiya dalam perjalanan tiga hari ke wilayah Palestina yang diduduki pada pertengahan September. Kunjungan tersebut dillakukan bersama dengan Menteri Luar Negeri Irlandia Michael Martin yang berkunjung seminggu sebelumnya.
Namun, Middle East Eye melaporkan mereka dilarang masuk. The New Arab telah menghubungi Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris dan menteri luar negeri untuk konfirmasi laporan, tetapi tidak menerima tanggapan pada saat publikasi.
Menteri Luar Negeri Norwegia Anniken Huitfeld, yang sebelumnya telah mengecam pendudukan Istael atas wilayah Palestina, berusaha untuk memeriksa kota Palestina lain yang tidak disebutkan namanya di "Area C" Tepi Barat. Lokasi ini juga telah menjadi sasaran serangan pemukim selama bertahun-tahun tetapi ditolak aksesnya oleh otoritas Israel, menurut laporan lain.
Dilansir dari New Arab, Sabtu (7/10/2023), area C di Tepi Barat mencakup lebih dari 60 persen wilayah pendudukan dan berada di bawah kendali militer dan administratif penuh Israel. Sekitar 600 ribu orang Israel tinggal di permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki, yang dianggap ilegal di bawah hukum internasional. Mereka sering melakukan serangan terhadap komunitas Palestina di sekitarnya.
Selama kunjungan mereka, baik Cleverly dan Martin bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang pemerintahannya mencakup tokoh-tokoh sayap kanan yang tinggal di pemukiman, tetapi Huitfeldt malah turun dengan Menteri Luar Negeri Eli Cohen.
Ketiga menteri melakukan perjalanan ke kursi pemerintahan Otoritas Palestina di Ramallah untuk bertemu dengan pejabat Palestina. Cleverly dan Martin juga bertemu dengan Presiden Mahmoud Abbas.
Cleverly tidak mengomentari laporan bahwa dia tidak dapat mengakses Ein Samiya, di mana sebuah sekolah yang didanai EU- yang dihadiri oleh beberapa anak Palestina yang tetap berada di desa, telah dihancurkan. Ein Samiya adalah rumah bagi 200 orang Palestina tetapi pada dasarnya telah dikosongkan setelah serangan pemukim Israel.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri Istael mengklaim keputusan untuk melarang masuk menteri adalah karena masalah keamanan. Pemukim Israel telah melakukan lusinan serangan di Area C, mengambil keuntungan dari kontrol militer Israel atas daerah tersebut dan memaksa orang-orang Palestina untuk meninggalkan rumah mereka.