Sabtu 07 Oct 2023 13:39 WIB

Elektabilitas Erick Thohir sebagai Bacawapres Menguat Sejak Masuk Tahun Politik

Poltracking Indonesia telah melaksanakan survei pada 3 – 9 September 2023.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Yusuf Assidiq
Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: Republika/ N Dessy Suciati Saput
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil Survei Poltracking Indonesia menunjukkan bahwa elektabilitas Erick Thohir sebagai salah satu bakal calon wakil presiden (bacawapres) tidak pernah kendor sejak memasuki tahun politik 2023.

Tingkat keterpilihan Menteri BUMN ini terus meningkat hingga pada survei terakhir pada awal September 2023 ini memperoleh 18,6 persen hingga 19 persen dari jumlah responden.

Demikian yang mengemuka dalam Publikasi Hasil Survei 'Kekuatan Politik Elektoral Menuju Pendaftaran Capres - Cawapres 2024' yang digelar oleh Poltracking Indonesia pada Sabtu (7/10/2023).

Hadir sebagai narasumber, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha, Direktur Research Poltracking Indonesia Arya Budi, Guru Besar Psikologi Politik UI Prof Hamdi Muluk, serta Guru Besar Ilmu Sosial dan Politik Unair Prof Kacung Marijan secara luring, Sabtu (7/10/2023).

Arya menyebutkan, mengetahui elektabilitas bakal Bacawapres adalah sangat penting, sebab belum semua bakal calon presiden (Bacapres) menentukan pasangan bacawapres-nya. Kedua bacapres yang belum menentukan pasangan adalah calon PDI-P, Ganjar Pranowo, serta calon Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto.

Untuk mengetahuinya, Arya mengatakan, Poltracking Indonesia telah melaksanakan survei pada 3 – 9 September 2023. Periode ini penting karena bacapres Nasdem dan PKS, yaitu Anies Baswedan baru saja melaksanakan deklarasi penetapan bacawapres, yaitu Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa elektabilitas cawapres pada simulasi 11 nama menempatkan Erick Thohir sebagai figur dengan elektabilitas bacawapres tertinggi, yaitu 18,6 persen, Kemudian disusul oleh Sandiaga Uno 15,7 persen; Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 10,2 persen, lalu Ridwan Kamil 9,1 persen.

“Yang menarik di simulasi 11 nama ini adalah dengan memasukkan nama Gibran Rakabuming Raka, jika Mahkamah Konstitusi menyetujui keputusan soal usia cawapres. Sementara pada simulasi 10 nama, nama Gibran kita hilangkan,” ujar Arya.

Pada simulasi 10 nama bacawapres, Erick Thohir masih memimpin dengan perolehan 19 persen, lalu Sandiaga Uno 15,7 persen; Ridwan Kamil 12,4 persen; dan AHY 10,2 persen.

“Erick Thohir cenderung naik sejak masuknya tahun politik tahun 2023. Ini menjadi krusial karena nama Erick bertahan tinggi,” ujarnya.

Dalam survei yang dilaksanakan pada periode 3 – 9 September 2023 ini, Poltracking mengambil populasi warga negara Indonesia (WNI) yang punya hak memilih, mengunakan metode Multistage Random Sampling, dengan 2,9 persen margin error, dan 1.220 responden.

“Kami terus melakukan cross check lapangan, oleh koordinator wilayah ke beberapa titik. Ada dokumentasi foto yang dikirimkan surveyor, ada geo tagging. Data elektabilitas capres dan partai menjadi dua pertanyaan penting yang dijaga agar riil dan valid,” ujar Arya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yudha mengatakan, selisih antara bacapres Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto setelah dipasangkan dengan masing – masing pasangannya adalah sangat tipis, antara 2 -3 persen.

“Dengan 2-3 persen itu menjadikan sangat penting saat dipasangkan dengan pasangannya Ganjar atau Prabowo. Dengan masuknya cawapres pun, naik turunnya 2-3 persen juga. Ini menjadikan cawapres menjadi sangat penting. Prabowo dan kubu Ganjar masih saling mengintip strategi kompetitornya,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement