Sabtu 07 Oct 2023 22:24 WIB

Pasangan Punya Tanda Toxic Ini? Jangan Ragu Pergi dan Cari Bantuan

Kekerasan dalam hubungan tidak hanya yang menimbulkan luka fisik.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Qommarria Rostanti
Pasanga toxic (ilustrasi). Ada beberapa tanda pasangan toxic. Jika ini ada di pasangan kamu, jangan ragu untuk pergi dan cari bantuan.
Foto: www.freepik.com
Pasanga toxic (ilustrasi). Ada beberapa tanda pasangan toxic. Jika ini ada di pasangan kamu, jangan ragu untuk pergi dan cari bantuan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada kesalahpahaman tentang apa yang dimaksud dengan hubungan yang penuh kekerasan. Itu merupakan salah satu dari banyak alasan mengapa korban kekerasan terus berada dalam toxic relationship.

Kekerasan bisa bersifat emosional, fisik saja, seksual saja, atau bisa juga seluruh/sebagian di antaranya digabungkan. Tidak harus hanya bersifat fisik untuk bisa disebut kekerasan. Untuk lebih jelasnya tentang seperti apa hubungan yang penuh kekerasan, berikut tanda pasangan Anda sangat toksik, dilansir Hetexted, Sabtu (7/10/2023):

Baca Juga

1. Ancaman

Pasangan gemar melakukan kekerasan mengancam dengan membentak sehingga membuat pasangannya merasa takut dan tidak aman. Mereka menggunakannya sebagai alat untuk memaksa pasangannya melakukan sesuatu yang saat ini mereka tolak.

Pasangan yang melakukan kekerasan mungkin mengancam pasangan lainnya bahwa mereka akan meninggalkan hubungan, melakukan sesuatu yang khusus untuk mempermalukan pasangannya, melakukan kekerasan fisik, bahkan bisa membunuh pasangannya sendiri.

2. Manipulasi

Kekerasan sering kali dianggap hanya sebagai kekerasan fisik. Itu adalah kesalahpahaman yang menyebabkan banyak orang terus melakukan perilaku merugikan selain fisik dari pasangannya.

Manipulasi emosional dilakukan oleh pasangan yang melakukan kekerasan melalui gaslighting, kritik, rasa bersalah, reaksi berlebihan terhadap situasi kecil, mempermainkan korban, menuduh, dan sebagainya.

Manipulasi emosi sangat merusak dan dapat mengakibatkan:

-Mempertanyakan realitas seseorang

-Gangguan/penyakit jiwa (misalnya depresi, kecemasan, dan lainnya)

-Merasa tidak berdaya, tidak aman, dan tidak berharga

-Gaya hidup yang sangat tidak sehat

3. Tuduhan

Situasi kecil berubah menjadi perdebatan besar yang kemudian meningkat menjadi tuduhan dan teriakan. Anda dituduh dan disalahkan atas hal-hal yang tidak Anda lakukan atau hal-hal yang Anda lakukan tetapi hanya masalah kecil.

Ini sampai pada titik di mana hampir semua yang Anda lakukan tampak menyakitkan atau tidak dapat diterima oleh pasangan yang melakukan kekerasan.

Tuduhan dapat membawa Anda ke:

-Mulailah percaya bahwa semuanya adalah kesalahan Anda

-Berhati-hatilah dengan perilaku Anda terhadap/saat berada di dekat pasangan Anda

-Merasa kewalahan dan mempertanyakan setiap tindakan yang Anda ambil

4. Mengontrol

Salah satu tanda pasangan melakukan kekerasan adalah perilakunya suka mengontrol. Perilaku mengendalikan sering kali mencakup:

-Kecemburuan yang berlebihan

-Kontrol penuh atas keuangan Anda 

-Mengizinkan atau melarang cara berpakaian, berbicara, atau berperilaku tertentu

-Memantau aktivitas daring dan aktivitas sosial Anda

-Pasangan yang melakukan kekerasan menggunakan kendali sehingga Anda kehilangan rasa kemandirian. Ini bisa terjadi secara tiba-tiba atau pada akhirnya sampai pada titik di mana Anda mulai menormalkan situasi dalam pikiran Anda.

Perilaku seperti itu memengaruhi hidup Anda dengan cara yang sangat negatif. Ini memengaruhi pemikiran Anda tentang diri sendiri dan rasa kebebasan Anda.

5. Memaksakan

Pasangan yang melakukan kekerasan menggunakan pemaksaan sebagai bagian dari pelecehan mereka terhadap pasangan lainnya. Karena perilaku pasangan Anda, Anda mendapati diri Anda melakukan hal-hal yang tidak Anda setujui. Sering kali Anda merasa tidak punya pilihan lain selain melakukan hal-hal tersebut.

Hal ini dapat berupa berbicara, bertindak, melakukan, atau melakukan sesuatu tertentu dengan cara tertentu yang dipaksa oleh pasangan yang melakukan kekerasan meskipun Anda tidak ingin mempraktikkannya.

Mereka secara pasif dapat membuat Anda melakukan hal-hal yang membuat Anda mempermalukan diri sendiri demi kesenangan mereka. Anda takut mereka akan menyakiti Anda jadi Anda tidak punya pilihan selain melakukan apa yang mereka minta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement