REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO -- Bangunan terkenal di pusat Tokyo, Masjid Tokyo, telah menjadi tujuan ramah bagi ribuan pengunjung Jepang yang ingin mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang Islam.
Dilansir dari laman Daily Sabah Jumat (6/10/2023) Imam di Masjid Tokyo, Muhammet Rifat Cinar memiliki afiliasi dengan Kepresidenan Urusan Agama (Diyanet Turki). Dia berbagi wawasannya dalam rangka Pekan Masjid dan Pejabat Keagamaan, yang dirayakan antara 1-7 Oktober.
Cinar menggambarkan bagaimana mereka menyambut hangat para tamu di masjid tersebut, terutama dari universitas bergengsi Jepang seperti Waseda, Keio dan Meiji. Kunjungan ini memberikan kesempatan untuk memperkenalkan pengunjung Jepang pada peradaban Islam.
Dia mencatat bahwa semakin banyak mahasiswa magister dan doktoral yang diarahkan untuk meneliti topik-topik Islam. Di antara permintaan janji temu yang paling signifikan untuk mengunjungi masjid datang dari akademisi.
Selain melakukan kunjungan langsung, Cinar juga melakukan wawancara jarak jauh dan tatap muka mengenai topik-topik Islam seperti zakat, persaudaraan asuh, dan perceraian dalam Islam.
Cinar juga menyoroti kelangkaan sumber daya tentang Islam yang tersedia di publikasi lokal. Untuk mengatasi kesenjangan ini, Kepresidenan Urusan Agama telah menerbitkan hampir 30 karya referensi dalam bahasa Jepang, yang telah didistribusikan ke lebih dari 100 masjid di seluruh Jepang.
Masjid Tokyo telah menyaksikan gelombang pengunjung yang signifikan, dengan ratusan orang mengunjungi masjid tanpa membuat janji pada hari kerja. Jumlahnya melonjak hingga lebih dari seribu pada akhir pekan ketika berbagai kegiatan dijadwalkan. Secara total, Cinar memperkirakan sekitar 50 ribu pengunjung, baik dengan atau tanpa janji, mengunjungi Masjid Tokyo setiap tahunnya.
Cinar juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan salam kepada rekan-rekannya yang berperan penting dalam pembangunan Masjid Tokyo dan melanjutkan pekerjaan mereka di sana.
Di antara pengunjung tersebut terdapat seorang penyiar televisi Jepang, Hashimoto, yang memilih untuk membawa tim syutingnya ke Masjid Tokyo untuk memperkenalkan peradaban Islam kepada masyarakat Jepang. Dia mengenakan jilbab saat syuting di dalam masjid dan mengungkapkan minatnya untuk mempelajari seluk-beluk ajaran Islam. Rekaman yang diambilnya akan disiarkan di program televisi nasional.
Seorang mahasiswa ekonomi, Naito mengungkapkan keingintahuannya terhadap Alquran asli dan bagaimana kunjungannya ke masjid memungkinkannya untuk mendalaminya.
Di samping itu, seorang pegawai Kota Shibuya, Jouman telah mengunjungi masjid tersebut sebanyak empat kali karena letaknya yang dekat dengan tempat kerjanya, namun ia mengakui bahwa ia hanya tahu sedikit tentang Masjid Tokyo. Dia memuji arsitektur masjid yang indah dan menceritakan bahwa, ketika cuaca memungkinkan, dia menikmati duduk di halaman masjid, mendengarkan musik.
Seorang penyelenggara Indonesia bernama Diah mengamati orang Jepang bepergian untuk belajar tentang Islam selama kunjungannya ke masjid. Ia mengungkapkan kebahagiaannya menyaksikan pertukaran budaya dan minat terhadap Islam di kalangan masyarakat Jepang.