Ahad 08 Oct 2023 18:31 WIB

Dewan Keamanan PBB Gelar Pertemuan Darurat Bahas Palestina

Pada Sabtu lalu Hamas berhasil melakukan infiltrasi ke wilayah Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Dewan Keamanan PBB sedang bersidang (ilustrasi).
Dewan Keamanan PBB sedang bersidang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Dewan Keamanan PBB diagendakan menggelar pertemuan darurat pada Ahad (8/10/2023). Mereka bakal membahas isu kekerasan di Timur Tengah, termasuk Palestina.

Dilaporkan Times of Israel, menurut keterangan yang dirilis pada Sabtu (7/10/2023), Dewan Keamanan PBB diagendakan bersidang pada Ahad, pukul 15:00 waktu New York, Amerika Serikat (AS). Brasil selaku negara yang tengah menjabat presiden Dewan Keamanan PBB sudah mengonfirmasi tentang akan digelarnya pertemuan darurat. 

Baca Juga

Brasil pun sudah menanggapi eskalasi terbaru antara Israel dan Hamas yang mulai terjadi pada Sabtu lalu. “Pemerintah Brasil mengutuk serangkaian pemboman dan serangan darat yang dilakukan hari ini di Israel yang dimulai dari Jalur Gaza,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Brasil dalam sebuah pernyataan Sabtu lalu.

Brasil mendesak semua pihak untuk menahan diri secara maksimal guna menghindari eskalasi situasi. “(Brasil) menegaskan kembali komitmennya terhadap solusi dua negara, dengan Palestina dan Israel hidup bersama dalam perdamaian dan keamanan, dalam batas-batas yang disepakati bersama serta diakui secara internasional,” ungkap Kemenlu Brasil.

Pada Sabtu lalu ratusan anggota Hamas berhasil melakukan infiltrasi ke wilayah Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza. Sebelumnya Hamas sudah terlebih dulu meluncurkan serangan roket. Militer Israel memperkirakan terdapat sekitar 3.500 roket yang ditembakkan dari Gaza.

Ratusan anggota Hamas yang berhasil memasuki wilayah Israel melakukan serangan ke beberapa kota di dekat perbatasan Gaza. Kementerian Kesehatan Israel mengungkapkan, korban tewas akibat serangan kejutan Hamas pada Sabtu lalu telah mencapai setidaknya 350 jiwa. Sementara korban luka melampaui 1.800 orang.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga sudah mengonfirmasi terdapat sejumlah warga dan tentara Israel yang dibawa sebagai sandera oleh Hamas. Menurut Jerusalem Post, berdasarkan laporan tidak resmi, terdapat 750 warga Israel yang dinyatakan hilang pasca serangan dan infiltrasi Hamas.

Hamas menyebut serangan roket dan infiltrasi ke Israel sebagai Operation Al Aqsa Flood. Mereka mengatakan, operasi itu diluncurkan sebagai respons atas penyerbuan ke Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan pemukim.

Merespons operasi serangan Hamas, Israel meluncurkan Operation Swords of Iron dan membombardir Jalur Gaza. Target utamanya adalah markas atau situs lainnya yang berkaitan dengan Hamas. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sejauh ini setidaknya 313 warga Palestina di Gaza telah dilaporkan tewas akibat serangan Israel. Sementara korban luka hampir mencapai 2.000 orang.

PBB mengungkapkan, terdapat 20 ribu warga Palestina di Jalur Gaza yang terlantar pasca serangan Israel. Saat ini mereka berlindung di sekolah-sekolah dan tempat penampungan darurat. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement