REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) diharapkan lebih berperan dalam meningkatkan literasi dan inklusi ekonomi syariah. Sebelumnya, Ketua Umum MES Erick Thohir menyoroti literasi dan inklusi ekonomi syariah yang rendah dibandingkan rata-rata literasi dan inklusi keuangan nasional.
Pengamat Ekonomi Syariah sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB Irfan Syauqi Beik menyebutkan, ada beberapa yang bisa dilakukan MES guna mendorong hal tersebut. Pertama, mendorong sinergi dan integrasi program edukasi, sekaligus sosialisasi yang kreatif dan inovatif, serta memaksimalkan semua saluran yang ada.
"Bisa saluran tradisional seperti majelis ta'lim dan pengajian. Juga bisa memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan media sosial," tutur dia kepada Republika, Ahad (8/10/2023).
Ia berharap, MES bisa mengoordinasikan para pemangku kepentingan yang ada. Tujuannya agar bisa lebih banyak mengembangkan kolaborasi bersama untuk edukasi dan sosialisasi.
Kedua, kata dia, mendorong berbagai konten edukasi ekonomi syariah yang lebih kreatif dan inspiratif. Dengan begitu, bisa menggerakkan lebih banyak masyarakat supaya mau berekonomi syariah.
"Mengadvokasi pemerintah untuk secara lebih masif lagi melakukan kegiatan edukasi dan sosialisasi ekonomi syariah. Demikian yang perlu dilakukan MES," tutur Irfan.
Menurutnya, produk dan jasa syariah atau halal kurang disosialisasikan manfaat ekonominya. Akibatnya, masih banyak pelaku usaha yang belum mau menyertifikasikan produknya agar mendapatkan label halal.
"Pemahaman masyarakat terhadap konsep halal sendiri masih perlu diedukasi dengan baik," ujarnya.