REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang mengembangkan kendaraan otonom yang bisa berjalan sendiri, memiliki kemampuan memahami lingkungan sekitarnya, dan menavigasi "dirinya sendiri" tanpa campur tangan manusia.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan inovasi teknologi kendaraan listrik otonom bisa memudahkan aktivitas manusia. "Kami fokus pada kendaraan listrik otonom untuk area tertutup, seperti bandara dan kebun raya," ujar Laksana di Gedung ICC, Cibinong, Jawa Barat, belum lama ini.
Kendaraan otonom memiliki lima bagian yang saling bekerja sama, sehingga dapat berjalan secara baik, yakni locallization untuk menentukan lokasi, planning untuk mengetahui manuver, persepsi untuk mengetahui kondisi sekitar, dan kontrol kendaraan untuk merealisasikan trajectory, dan sistem manajemen untuk memantau.
Handoko menuturkan, BRIN telah mengembangkan kendaraan otonom level IV yang bisa melakukan semua kegiatan berkendara, sehingga pengemudi dapat mengabaikan perjalanan dan melakukan kegiatan lain. "Sekarang sedang negosiasi dengan mitra. Akhir tahun ini lisensi," ungkap Laksana.
Setelah mendapatkan mitra dan lisensi, BRIN menerapkan aturan terhadap semua mobil tidak boleh masuk ke kawasan perkantoran BRIN, salah satunya Kawasan Sains Terpadu (KST) Soekarno di Cibinong, Jawa Barat. Semua mobil harus parkir di luar kawasan, lalu orang naik kendaraan listrik otonom ke lokasi yang hendak dituju.
"Itu adalah bagian dari kami untuk menunjukkan best practices bagaimana kendaraan otonom bisa dipakai lebih konkret," kata Handoko.