REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Saat mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Gedongan Cirebon, Jawa Barat, Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo diberikan sorban putih, tongkat kayu hingga tasbih dari Pengasuh Ponpes Gedongan, KH Abdul Hayyi Imam.
Ganjar mengunjungi Ponpes Gedongan Cirebon, Jawa Barat, Ahad (8/10/2023) dalam rangka melakukan silahturahmi dengan pengurus Ponpes Gedongan beserta para Kiai dan Ulama.
Pengasuh Ponpes Gedongan, KH Abdul Hayyi Imam memberikan sorban putih kepada Ganjar Pranowo sebagai ucapan selamat datang. Ganjar juga diberikan tongkat dan tasbih dari KH Abdul Hayyi Imam.
“Ini sangat susah dicari, ini bukan kokka tapi kayu syaffarizal asli yang biasa saya pakai,” kata KH Abdul Hayyi Imam saat memberikan tongkat kayu.
KH Abdul Hayyi Imam menyampaikan rasa ucapan terima kasihnya karena Ganjar sudah menyempatkan waktunya untuk berkunjung ke Ponpes Gedongan.
“Kami tahu Bapak Ganjar adalah tokoh nasional, tentu saja kami dari masyayikh Ponpes Gedongan ikut mendoakan, mudah-mudahan senantiasa diberikan kemudahan,” ujar KH Abdul Hayyi Imam.
Dalam kesempatan tersebut, KH Abdul Hayyi Imam pun turut mendoakan agar Ganjar dapat terpilih menjadi Presiden periode 2024-2029.
“Mudah-mudahan diberikan kelancaran, mudah-mudahan juga senantias mendapatkan ridho dan pertolongan dari Allah SWT untuk menjadi Presiden 2024-2029,” ujar KH Abdul Hayyi Imam.
“Dengan kekuatan ilahiah dan islamiah, Insyallah kita doakan beliau tetap diberi kekuatan oleh Allah SWT. Mudah-mudahan kita doakan bersama-sama dilantik jadi Presiden RI 2024-2029 Aamiin Ya Rabbal Alamin,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, KH Abdul Hayyi Imam juga menyampaikan sedikit pesan dan harapan kepada Ganjar jika terpilih menjadi Presiden. Adapun pesan beserta harapannya mengenai pembangunan perguruan tinggi di seputar lingkungan Ponpes Gedongan.
Selanjutnya, kata KH Abdul Hayyi Imam, Ponpes Gedongan belum mempunyai fasilitas aula besar untuk menampung para santrinya. Terakhir, terkait masalah kendaraan operasional bagi santri Ponpesnya.
“Pertama belum ada perguruan tinggi padahal potensi dan SDM-nya sangat luar biasa. Yang dokter-dokter, ingin membuka perguruan tinggi dan sekaligus pemikiran dari bapak yang original bagaimana menjadikan perguruan tinggi menjadi role model itu yang belum ada,” ungkapnya.
Sementara, Ganjar menyampaikan rasa bahagianya karena sudah diterima secara terbuka oleh warga Ponpes Gedogan. Ia lantas menyoroti perbincangan dengan para Kiai seputar pendidikan di pondok pesantren.
“Kami senang karena memulai dari pendidikan. Itulah yang menjadi PR (pekerjaan rumah) kita bersama bapak ibu sekalian. Kita menghadapi situasi bonus demografi, anak mudanya banyak mereka sangat produktif dan sekarang sudah mulai, bagaimana kita mengelola itu. Karena insyallah pendidikan kita akan mendapatkan lebih baik,” ucap Ganjar.
Diucapkan Ganjar bilamana nantinya akses pendidikan di Indonesia semakin banyak didapatkan maka akan menghadirkan generasi yang berpendidikan.
“Saya kira inilah menjadi perhatian kita semuanya, saya kira dalam sejarah Ponpes sudah cukup banyak contoh-contoh bahwa santri mempunyai kemampuan yang luar biasa,” ungkap Ganjar.