Senin 09 Oct 2023 10:41 WIB

Erick Thohir Ajak Delegasi FIFA Naik Whoosh ke Bandung, Cek Persiapan Piala Dunia U-17

Erick mengaku deg-degan jelang momen bersejarah pelaksanaan Piala Dunia U-17.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri BUM Erick Thohir bersama Presiden Jokowi di sela uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Rabu (14/9/2023).
Foto: @erickthohir
Menteri BUM Erick Thohir bersama Presiden Jokowi di sela uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Rabu (14/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, ingin memastikan kesiapan Piala Dunia U-17 dapat berjalan secara optimal. Untuk itu, pria yang digadang-gadang menjadi calon wakil presiden (cawapres) terkuat itu pun terus meninjau sejumlah fasilitas tempat yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17.

Erick pada Senin (9/10/2023) pagi sudah berada  di Stasiun Halim, Jakarta, untuk bertolak ke Bandung, Jawa Barat, menggunakan kereta cepat, Whoosh. Erick pun mengajak sejumlah delegasi FIFA seperti FIFA Team Project Venue Management Christian Schmölzer dan Venue Manager FIFA Sunny Kohli, untuk melihat secara langsung persiapan Stadion di Jalak Harupat, Bandung, yang menjadi salah satu lokasi tuan rumah Piala Dunia U-17. 

Baca Juga

Sebelum berangkat ke Bandung, Erick pun menyempatkan diri berbincang dan melayani permintaan foto dari para penumpang Whoosh. 

Sebelumnya, Erick mengatakan ia saat ini dihadapkan pada sejumlah momen besar, salah satunya ajang  Piala Dunia U-17.  Erick menyampaikan event Piala Dunia U-17 akan menjadi sebuah sejarah baru bagi Indonesia. 

"Saya saja lagi deg-degan, 36 hari lagi Piala Dunia U-17. Saya fokus yang ada di depan mata, kita jalankan dengan baik supaya sejarah-sejarah bangsa ini tidak terlewatkan. Ini juga menjadi momentum bahwa generasi muda kita punya harapan," ucap Erick.

Erick memaknai aspirasi publik yang mendorong dirinya maju sebagai cawapres merupakan apresiasi atas kinerjanya selama ini. Namun, Erick menilai penentuan pasangan capres-cawapres merupakan keputusan dari partai koalisi.

"Apakah konteksnya saya masuk kategori tersebut karena punya kepemimpinan dan komitmen yang baik, tetapi itu ada koalisinya, kita tunggu saja koalisinya, kalau jodoh enggak ke mana," lanjut Erick. 

Erick mengatakan pentingnya chemistry antara capres dengan cawapres, baik dari kesamaan visi dan rencana kebijakan untuk Indonesia ke depan. Erick menilai chemistry merupakan hal penting bagi keberlanjutan pembangunan Indonesia dalam menghadapi tantangan politik dan ekonomi global.

"Mimpi saya, Indonesia menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia, tapi juga memastikan keberpihakan terhadap kesejahteraan masyarakat. Saya tidak mau menjadi bagian kekuasaan yang justru berdosa untuk rakyatnya," kata Erick. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement