Senin 09 Oct 2023 14:04 WIB

Erick Thohir: Indonesia-Australia Jajaki Tuan Rumah Piala Dunia 2034

Erick menyebutkan proses bidding merupakan bentuk demokrasi di FIFA.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Natalia Endah Hapsari
Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengatakan Indonesia dan Australia tengah dalam pembicaraan untuk mencalonkan menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2034.
Foto: Republika/ Muhammad Nursyamsi
Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengatakan Indonesia dan Australia tengah dalam pembicaraan untuk mencalonkan menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2034.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG ---- Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengatakan Indonesia dan Australia tengah dalam pembicaraan untuk mencalonkan menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2034. Erick menyampaikan rencana ini sejatinya sudah berlangsung lama, bahkan telah ada pembicaraan dengan Australia sejak 2017. 

"Kemarin waktu Kongres FIFA di Rwanda, saya bicara lagi dengan Australia, ini seperti apa, Australia mau, ya sudah kalau mau, kita bicara lagi," ujar Erick dalam perjalanan Whoosh menuju ke Stasiun Tegalluar, Bandung, Senin (9/10/2023).

Baca Juga

Erick menyampaikan rencana tuan rumah bersama dengan Australia yang berlangsung sejak 2017 sempat terhenti. Dari pertemuan tersebut, Erick dan Ketua Federasi Sepak bola Australia melaporkan rencana tersebut ke masing-masing kepala negara. Erick yang namanya kerap disebut sebagai calon wakil presiden (cawapres) terkuat mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung penuh upaya tersebut dan mendorong adanya pembicaraan lebih serius. 

"Tetapi yang menarik ketika saya kunjungan kemarin ke Malaysia dan Singapura, ketika ketemu perdana menteri itu juga tertarik bergabung dengan Indonesia dan Australia. Jadi kalau ada berita-berita kita ditinggalkan Australia, jangan percaya, Ketua PSSI di sini," ucap Erick. 

Erick menyampaikan proses bidding merupakan bentuk demokrasi di FIFA. Oleh karena itu, Erick pun menghormati keputusan banyak negara sahabat seperti Arab Saudi yang juga akan mencalonkan diri. Erick mengatakan rencana bidding sendiri masih dalam tahapan proses dan rencananya akan ada tanda tangan bersama pada 31 Oktober 2023.  

"Kita belum masukin, baru diskusi. Hal-hal ini lumrah tapi yang saya keberatan konteksnya Asutralia tidak mengajak Indonesia karena banyak masalah, Australia tidak pernah menyatakan itu," sambung Erick. 

Erick menyampaikan informasi tersebut tidak benar karena Australia sendiri yang kembali membuka pembicaraan dengan Indonesia. Erick mengatakan Indonesia merupakan negara besar yang terbukti mampu menggelar berbagai event internasional dengan sukses. 

"Kita sering terjebak stigma yang ingin menurunkan kita sebagai bangsa. Kalau sudah gitu, saya keras kalau kita dianggap lemah oleh bangsa lain, saya tidak terima. Saya keberatan kalau dianggap kita nggak tidak kapabel sebagai bangsa untuk event dunia, saya keberatan, masak negara sebesar ini yang ekonominya terbesar dunia keempat atau kelima sebelah mata," kata Erick.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement