REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Kemanusiaan Kepalestinaan Aqsa Working Group (AWG) mengeluarkan pernyataan sikap atas terjadinya serangan Palestina maupun balasan Israel. Ketua Presidium AWG Nur Ikhwan Abadi mengatakan Rakyat Palestina pada Sabtu (7/10/2023) mengukir sejarah baru dalam perlawanan terhadap penjajah Zionis.
Rakyat Palestina melakukan penyerangan menyerbu berbagai fasilitas milik penjajah di berbagai kota, terutama basis militer Zionist di Sderot, kota terdekat dengan Gaza dengan sandi Operasi Banjir Al Aqsa (Thufaan Al Aqsa). Pejuang Palestina berhasil mengeliminasi puluhan tentara Zionis, menawan ratusan lainnya, menghancurkan dan merebut alat-alat perang mereka, serta menduduki pos-pos militer.
"Serbuan ini dilakukan secara massif di beberapa kota yang diduduki Zionis, bahkan sampai Tel Aviv melalui darat, laut, dan udara. Selain tembakan ribuan roket dari Gaza, pejuang juga melakukan serangan darat dari berbagai arah. Ini adalah serangan terbesar yang pernah dilakukan oleh pejuang Palestina," ujar dia.
Selain beragam dan massif, serbuan ini dilakukan secara bersama-sama seluruh faksi pejuang di Palestina. Tidak hanya Hamas, Faksi Jihad Islam, Fatah, PFLP, DFLP, dan lain-lain juga ikut bangkit melakukan perlawanan.
Hari berikutnya, rezim Zionis Benjamin Netanyahu juga mengumumkan perang dan mulai melakukan serangan udara membabi-buta di Gaza. Selain menyasar rumah-rumah warga, mereka juga bahkan mengebom Rumah Sakit Indonesia (RSI), rumah sakit simbol kemanusiaan sumbangan rakyat Indonesia. Serangan udara itu banyak membawa korban warga Gaza, termasuk seorang paramedis di RSI
Makin hari, Masjid Al Aqsa terus dihinakan oleh Zionis. Selain beberapa kali menutup Kiblat pertama umat Islam tersebut, serbuan orang-orang Yahudi terus menerus terjadi. Tahun ini saja lebih dari 30 ribu Zionis masuk ke Masjid Al Aqsa dengan pengawalan ketat tentara penjajah.
Sementara umat Islam Palestina dilarang untuk masuk. Bahkan para penjaga Masjid Al Aqsa diusir, dipukul dan disiksa hingga dijauhkan dari Masjid Al Aqsa.
Tidak hanya itu, entitas Zionis sudah merancang undang-undang untuk membagi Masjid Al Aqsa dari sisi waktu dan tempat. Mereka akan menggunakannya sebagai tempat ibadah, sebagaimana klaim palsu mereka.
Zionis ingin menjadikan Masjid Al Aqsa seperti Masjid Ibrahimi di Khalil atau Hebron yang telah dibagi hingga azan pun tidak berkumandang di masjid tempat nabi Ibrahim dan keluarganya dimakamkan. Menyikapi hal tersebut warga Palestina tidak tinggal diam.
Sebagai penjaga terdepan tanah wakaf umat Islam, ditambah diamnya dunia arab dan Islam memaksa mereka melakukan aksi perlawanan atas setiap kezaliman yang terjadi.