Senin 09 Oct 2023 15:16 WIB

Banyak Kasus Bullying, Kebijakan Sekolah Ramah Anak Dinilai Kurang Maksimal

Kurikulum dinilai memaksa siswa melakukan sesuatu yang belum mampu mereka lakukan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi perundungan
Foto: pixabay
Ilustrasi perundungan

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Maraknya kasus perundungan (bullying) yang terjadi di sekolah dinilai merupakan kesalahan kebijakan pengembangan ekosistem sekolah ramah anak.

Menurut Pengamat Pendidikan Doni Koesoema, guru bimbingan konseling (BK) di SMP dan SMA peranannya belum maksimal. Sedangkan di sistem pendidikan SD tidak ada BK.

Baca Juga

"Ini bukan masalah guru BK saja. Masalah besarnya bukan di guru BK, tapi kebijakan keseluruhan dalam pengembangan ekosistem sekolah yang ramah anak," jelas Doni.

Banyaknya kasus perundungan dan kekerasan di lingkungan sekolah menjadi bukti bahwa sekolah belum bisa menjadi lingkungan yang ramah untuk anak. Selain itu, kurikulum saat ini dinilai memaksa peserta didik melakukan sesuatu yang belum mampu mereka lakukan.

"Kurikulum yang memaksa peserta didik melakukan sesuatu yang belum mampu mereka lakukan. Pemaksaan seperti ini juga tidak ramah anak," tuturnya.

Sementara itu, Pakar Pendidikan dan Ketua KPAI Periode 2017-2022 Susanto menilai edukasi stop bullying harus dilakukan dengan baik di sekolah, baik melalui standing banner, literasi oleh guru, project anak, dan lain sebagainya. 

"Termasuk penting menumbuhkan duta- duta anti bullying dari anak untuk mencegah bullying di sekolah," kata Susanto.

Selain itu, deteksi dini agar anak tidak menjadi korban dan pelaku bullying oleh orangtua dan guru perlu dilakukan agar pola pencegahan bisa dilakukan sedini mungkin.

Sebelumnya kasus perundungan terjadi di SMPN 2 Cimanggu, Kabupaten Cilacap, di mana polisi telah menetapkan dua orang tersangka. Kedua tersangka merupakan bagian dari kelompok anak-anak bernama Barisan Siswa (Basis). Korban diketahui mengalami patah tulang rusuk hingga harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit rujukan. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement