Senin 09 Oct 2023 15:30 WIB

Perang Hamas-Israel: Operasi Badai Al Aqsa Vs Operasi Pedang Besi

Hamas sebut operasi sebagai pembalasan atas penodaan Israel terhadap Masjid Al Aqsa

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Kelompok Palestina Hamas menyebut serangan ke wilayah Israel pada Sabtu (7/10/2023) dini hari sebagai Operasi Badai Al Aqsa (Operation Al-Aqsa Flood).
Foto: AP
Kelompok Palestina Hamas menyebut serangan ke wilayah Israel pada Sabtu (7/10/2023) dini hari sebagai Operasi Badai Al Aqsa (Operation Al-Aqsa Flood).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok Palestina Hamas menyebut serangan ke wilayah Israel pada Sabtu (7/10/2023) dini hari sebagai Operasi Badai Al Aqsa (Operation Al-Aqsa Flood). Sedangkan Israel yang membalas serangan ke Gaza menyebut tindakannya sebagai Operasi Pedang Besi (Operation Swords of Iron).

Penggunaan istilah Operasi Badai Al Aqsa oleh Hamas merujuk pada alasan para pejuangnya melakukan perlawanan. Menurut komandan militer Hamas Mohammad Deif dikutip dari Times of Israel, serangan yang sedang berlangsung adalah pembalasan atas penodaan Israel terhadap Masjid Al Aqsa di Yerusalem.

Baca Juga

Menurut Deif, Israel membunuh dan melukai ratusan warga Palestina tahun ini. Ditambah lagi Israel menolak tawaran kesepakatan pertukaran tahanan. “Saat ini, rakyat menghidupkan kembali revolusi dan menghidupkan kembali March of Return,” kata Deif.

March of Return atau Great March of Return merujuk pada Protes Gaza 2018 yang berlangsung di perbatasan wilayah tersebut. Serangkaian demonstrasi diadakan setiap hari Jumat di Jalur Gaza dekat perbatasan Gaza-Israel dari tanggal 30 Maret 2018 hingga 27 Desember 2019.