REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Umum (Ketum) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengatakan pertandingan, Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Brunei Darussalam pada 12 Oktober 2023 merupakan laga penting bagi tim nasional (timnas) Indonesia. Erick menyampaikan laga ini juga mendapat perhatian dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang akan mendukung langsung perjuangan timnas di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
"InsyaAllah saya dapat informasi, Bapak Presiden akan menonton pertandingan timnas melawan Brunei," ujar Erick dalam perjalanan bersama delegasi FIFA menggunakan Whoosh menuju ke Stasiun Tegalluar, Bandung, Senin (9/10/2023).
Sedianya laga ini digelar di Stadion Gelora Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), namun terpaksa pindah ke GBK karena situasi kabut asap yang terjadi di Palembang. Erick berjanji akan membawa timnas berlaga di Palembang saat situasi telah membaik.
Erick pun berpesan kepada para pemain untuk fokus menatap laga melawan Brunei. Meski unggul di atas kertas, Erick yang disebut-sebut sebagai cawapres terkuat ini meminta para pemain tidak memandang remeh lawan.
"Saya menekankan timnas harus serius, jangan anggap remeh karena pernah menang besar, bola itu bundar. Ini tidak mudah. Setiap pertandingan harus memberikan yang terbaik, tidak melihat siapa musuhnya," jelas Erick.
Erick menyampaikan, timnas tetap harus tampil maksimal, meski tidak diperkuat sejumlah pemain andalan, seperti Jordi Amat lantaran cedera. Ia mengatakan kedalaman tim menjadi salah satu fokus utama PSSI.
Erick mendorong peningkatan jumlah pemain berkualitas yang siap menjadi penggawa timnas di sejumlah level usia. Ia menargetkan sedikitnya timnas memiliki 150 pemain untuk mengisi timnas di berbagai level.
"Saya pernah bicara, kita harus punya database 150 pemain, di mana U-17 itu lima kali 11 pemain, U-20 itu empat kali 11 pemain, U-23 itu tiga kali 11 pemain, dan senior itu dua kali 11 pemain. Artinya tidak bisa bertumpu pada Jordi Amat, mesti ada Jordi-Jordi lain. Ini yang kita mau dorong agar timnas semakin kuat," lanjut Erick.
Erick juga mengatakan, timnas U-17 terus mempersiapkan diri dengan berlatih dan bertanding di Jerman. Erick mengaku cukup puas dengan progres timnas U-17 yang berhasil menang dua kali dan kalah dua kali dengan lawan yang mayoritas berusia 19 tahun. Ia menyebut penguatan formasi merupakan hal penting dan terus mendorong Garuda Muda bermain lepas.
"Anak-anak U-17 kalau bicara masalah skill ini masih mentah, sistem pertandingan juga masih adaptasi. Makanya saya bilang Piala Dunia U-17 yang juara kadang negara tidak terduga, kita jangan anggap remeh Panama, Ekuador, Maroko, walaupun kemarin senang dari drawing," kata Erick menegaskan.