Senin 09 Oct 2023 17:49 WIB

Warga Kristen Juga Ternyata Khawatir Serangan Ortodoks Yahudi di Yerusalem dan Gaza  

Yahudi Ortodoks juga kerap melancarkan teror ke warga Kristen tak hanya Islam

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Yahudi ortodoks (ilustrasi). Yahudi Ortodoks juga kerap melancarkan teror ke warga Kristen tak hanya Islam
Yahudi ortodoks (ilustrasi). Yahudi Ortodoks juga kerap melancarkan teror ke warga Kristen tak hanya Islam

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Para pemimpin gereja di seluruh dunia memperingatkan suasana koersif di Tanah Suci saat serangan terhadap orang Kristen meningkat. Terbaru, gambar seorang pria Ortodoks Yahudi yang meludahi peziarah Kristen di dekat sebuah gereja di Yerusalem telah membangkitkan emosi.

Para pemimpin Gereja di Yerusalem telah mengeluarkan seruan baru untuk perlindungan internasional, mencari solidaritas dan dukungan menyusul lonjakan serangan dan pelecehan anti-Kristen oleh ekstremis Yahudi.

Baca Juga

Di Yerusalem Timur yang diduduki, peziarah dan pendeta telah menjadi sasaran berbagai serangan, pada 2023 juga telah melihat peningkatan tindakan vandalisme oleh pemukim Israel atas properti gereja.

Organisasi Kristen, termasuk Dewan Gereja Dunia (WCC), mewakili sekitar 500 juta orang Kristen di seluruh dunia, menuntut perlindungan internasional mengingat kekerasan berulang terhadap orang Kristen di Yerusalem Timur yang diduduki dan dalam batas-batas 1948 yang membentuk Israel modern.

"Kami menuntut perlindungan internasional karena Israel adalah pihak yang memerintah tanah ini dan tidak memenuhi perannya dalam menyediakan keamanan dan menghentikan agresor,” kata Koordinator Dewan Gereja Dunia di Yerusalem, Yousef Daher, dilansir dari The New Arab, Senin (9/10/2023).

Federasi Dunia Lutheran juga menyatakan "keprihatinan" tentang peningkatan serangan anti-Kristen oleh ekstremis Yahudi dan telah menyerukan "perlindungan orang Kristen di Tanah Suci".

Patriarkat Ortodoks Yerusalem juga menuntut perlindungan internasional. Gambar-gambar terbaru dari pria Ortodoks Yahudi yang meludahi peziarah Kristen yang membawa salib di dekat sebuah gereja di Kota Tua di Yerusalem Timur yang diduduki telah membangkitkan banyak emosi dan seruan baru untuk intervensi.

Beberapa bahkan telah menyuarakan ketakutan bahwa kekerasan dapat meningkat ke tingkat "pembunuhan".

Perlindungan internasional

Vatikan dilaporkan berusaha untuk melibatkan pemerintah Israel tentang masalah ini. Kardinal Yerusalem Baru Pierbattista Pizzaballa menyalahkan para pemimpin agama radikal dan suasana politik yang bermuatan yang bersifat pro-pemukim atas meningkatnya kekerasan terhadap orang Kristen.

Paus Fransiskus menunjuk Pizzaballa Cardinal pada 30 September dalam sebuah upacara di Roma.

Baca juga: Golongan Ini Justru akan Dilawan Alquran di Hari Kiamat Meski di Dunia Rajin Membacanya

"Suara Yerusalem menjadi lebih kuat dalam konteks Katolik religius kitajuga dalam komunitas internasional", Kardinal Pierbattista Pizzaballa mengomentari posisi barunya dalam Gereja Katolik.

Penunjukan Pizzaballa sebagai Kardinal tidak dapat disangkal merupakan pesan oleh Tahta Suci kepada Israel mengenai pentingnya Yerusalem dan Tanah Suci dari perspektif politik dan agama.

"Ini adalah pengingat bagi orang-orang Kristen di dunia dan umat Katolik bahwa Yerusalem adalah kompas, fondasi dan bahwa pemimpin Gereja Yerusalem akan memiliki tempat duduk (di Roma),” Rafi Ghattas, seorang aktivis Katolik Kristen Palestina yang baru saja menghadiri upacara penunjukan kardinal Pierbattista Pizzaballa.

Kardinal Yerusalem Baru baru-baru ini menggambarkan Gaza di bawah kendali Israel sebagai penjara terbuka. Gereja Katolik memiliki sekitar 1,3 miliar pengikut di seluruh dunia.

 

Sumber: newaarab 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement