Selasa 10 Oct 2023 04:20 WIB

Belanda Dorong Kerja Sama Percepat Transisi Energi di Indonesia

Belanda mendorong kerja sama di bidang energi surya dan energi angin.

Kincir angin di Desa Zaanse Schans, Zaandam, Belanda.
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Kincir angin di Desa Zaanse Schans, Zaandam, Belanda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belanda mendorong kerja sama di bidang energi surya dan energi angin guna mendorong percepatan transisi menuju penggunaan energi terbarukan di Indonesia dan mengatasi perubahan iklim di seluruh dunia.

"Secara global, ini merupakan cara yang paling hemat biaya untuk memperoleh energi terbarukan dan untuk mengatasi perubahan iklim," kata Utusan Pemerintah Belanda untuk urusan Iklim Jaime de Bourbon de Parme dalam forum Renewable Energy and Climate Summit Indonesia-the Netherlands, di Jakarta, Senin (9/10/2023).

Baca Juga

Jaime mengatakan, dalam upaya mendorong transisi energi dan mengatasi perubahan iklim, salah satu kerja sama yang telah dilakukan antara Indonesia dan Belanda adalah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang transisi energi yang dilakukan dalam pertemuan G20 di Bali. Sementara itu, dalam KTT G20 di India tahun ini, para pemimpin dunia, termasuk Indonesia dan Belanda, juga menyepakati target global untuk meningkatkan hingga tiga kali lipat kapasitas energi terbarukan pada 2030.

Jaime mengatakan KTT Energi Terbarukan dan Iklim Indonesia-Belanda merupakan awal kerja sama untuk mengimplementasikan target global mengatasi perubahan iklim dan mencapai transisi energi menuju energi terbarukan.

Selain itu, KTT tersebut juga ditujukan untuk secara spesifik mengerjakan kerja sama antara Indonesia dan Belanda di bidang transisi energi guna meraih peluang baru bersama-sama.

Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan penandatanganan kontrak antara perusahaan Belanda Hyet Solar dan Pertamina untuk membangun pabrik Panel Surya Film Tipis PV di Indonesia dengan kapasitas produksi 300 MW per tahun, dengan belanja modal senilai 200 juta dolar AS (sekitar Rp 3,13 triliun).

Jaime menyebutkan bahwa KTT tersebut juga ditujukan untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan tentang inovasi dan perkembangan energi berkelanjutan terbaru, membangun hubungan bisnis baru dan membina kemitraan antara perusahaan-perusahaan Indonesia dan Belanda. Selain itu, pertemuan itu juga diharapkan dapat mendorong investasi pada sektor energi berkelanjutan di Indonesia serta mempromosikan ekonomi hijau dan kemitraan di sektor perdagangan secara berkelanjutan.

"Di ruangan ini terdapat banyak pihak-pihak yang terkait untuk dapat membantu mengatasi tantangan yang ada. Untuk itulah KTT ini digelar," kata Jaime.

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement