REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi menyebutkan Gerakan Nasional (Gernas) Penanganan Dampak El Nino telah menanam 310 ribu hektare lahan padi.
"Progres sampai malam Minggu kemarin 310 ribu hektare sudah ditanam," kata Suwandi saat ditemui di Gedung A Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (9/1/2023).
Dia menambahkan untuk lahan yang ditanam di bulan Agustus akan dipanen bulan November, sementara yang ditanam bulan September akan dipanen pada Desember.
"Sudah ada lokasi petani, kelompok taninya sudah jelas, titik koordinat dan poligonnya," ungkap Suwandi.
Sementara untuk sisa target luas lahan yang belum direalisasi, Suwandi mengatakan akan dilakukan penanaman pada bulan Oktober ini dengan target panen di bulan Januari tahun depan.
Dia menerangkan pemanfaatan lahan dalam Gernas Penanganan Dampak El Nino menggunakan luas tambah tanam yaitu lahan yang biasanya tidak ditanam diolah untuk ditanam. Kemudian lahan yang misalnya hanya ditanam sekali dalam setahun ditambah menjadi dua kali.
Suwandi menjelaskan nantinya dalam pelaksanaan Gernas Penanganan Dampak El Nino juga akan membuka lahan baru meskipun hanya di sebagian lokasi.
"Ya nanti ada. Itu nggak semua ada, memang ada sebagian di lokasi baru biasanya lahan-lahan itu telantar. Tapi salah satu syaratnya harus ada air," ujarnya.
Sebagai informasi, Gernas Penanganan Dampak El Nino dilakukan di 500 ribu hektare lahan persawahan guna mengamankan persediaan beras dalam negeri dari ancaman kelangkaan akibat penurunan produksi imbas kondisi iklim kering El Nino.
Lahan itu tersebar di 10 provinsi yang terbagi menjadi 6 provinsi utama dan 4 provinsi pendukung dengan periode penanaman pada Agustus hingga Oktober 2023.
Adapun yang menjadi provinsi utama antara lain Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Sedangkan provinsi pendukung yaitu Lampung, Banten, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.