REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN – Tidak seperti pesantren biasanya, Pondok Pesantren Darullughah Wadda'wah (Dalwa) Bangil di Pasuruan tampak memiliki gedung-gedung tinggi dan cukup megah. Bahkan, pesantren yang didirikan habaib ini memiliki sebuah pusat perbelanjaan atau mal.
Pada Kamis (5/10/2023) lalu, Republika.co.id sempat menyambangi pesantren ini bersama rombongan pengusaha Muslim dan mantan Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi. Kedatangan Lutfi ke pesantren ini merupakan rangkaian safarinya ke sejumlah pesantren di Jawa Timur pada 5-6 Oktober 2023.
Padas saat memasuki gerbang Pondok Pesantren Dalwa Putra, para tamu rombongan pun merasa takjub saat melihat Hotel Dalwa Syariah. Hotel syariah ini tampak berjejer dengan Dalwa Mart dan juga Dalwa Roti yang merupakan usaha milik pesantren.
Pesantren ini diasuh Habib Ali Zainal Abidin Baharun. Untuk menemui pengasuh, para tamu harus masuk lebih dalam lagi ke komplek pesantren sampai bertemu dengan masjid Dalwa berlantai empat. Di samping masjid itulah para tamu bisa bersilaturahim di kediaman Habib Ali Zainal Abidin Baharun.
Namun, yang menakjubkan, tak jauh dari masjid itu juga ada sebuah mal yang di atas gedungnya ada tulisan “Dalwa Mall”. Mal ini terdiri atas empat lantai dan semua toko yang ada di dalam mall dikelola langsung oleh para santri.
Muhammad Lutfi beserta rombongannya sempat diajak oleh Habib Zainal untuk berkeliling melakukan tinjauan produk yang diperjualbelikan di mal tersebut, kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah di Caffe Dalwa Syariah yang di berada di lantai 4 Dalwa Mall.
Seorang santri yang menjaga outlet pakaian di lantai 3 Mall Dalwa Muhammad Muslih (21 tahun) mengatakan, mall ini baru diresmikan pada Ramadhan 2023 lalu. Menurut dia, mal ini dibuka setiap hari.
Namun, masyarakat umum tidak bebas untuk berbelanja di mal yang memiliki empat lantai ini. “Untuk orang luar hanya bisa belanja pada jam sembilan pagi sampai jam satu siang. Kemudian kalau malam, waktunya habis Maghrib sampai setengah sembilan malam," ujar Muslih saat berbincang dengan Republika.co.id.
Di mini mall tersebut, Muslih sendiri hanya mengelola sebuah toko pakain Muslim. Dia juga tampak menjual kitab dan parfum. Di mal ini, santri tidak hanya bisa berbelanja kebutuhan sehari-hari, tapi juga bisa mengembangkan kemandirian ekonomi pesantren.
Saat berbincang dengna Muhammad Lutfi, Habib Ali Zainal juga menyampaikan bahwa keberadaan mal ini tidak hanya sebagai fasiltas untuk belanja santri saja. Tetapi sekaligus sebagai media pembelajaran bagi santri untuk mengasah jiwa entrepreneur sejak dini.
“Jadi santri juga tidak perlu keluar pesantren jika ingin belanja. Semua ini juga dikelola santri,” kata Habib Ali Zainal.
Dia menanamkan, produk-produk yang dijual di mal tersebut juga banyak yang dibuat oleh santri-santri sendiri, seperti produk baju Muslim, kopyah, dan produk parfum. Menurut dia, setidaknya ada 60-an stan yang ada di Mall Dalwa.
“Jadi di mall ini pakai manual juga, online juga. Yang online untuk melayani dari luar, yang offline untuk melayani para santri. Kemudian, setiap bulan direkap lagi semuanya,” jelas Habib Ali Zainal.