REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Mengukur usia planet dan bintang membantu para ilmuwan memahami kapan mereka terbentuk dan bagaimana mereka berubah. Dalam kasus planet, apakah kehidupan mempunyai waktu untuk berevolusi di dalamnya.
Sayangnya, usia benda di luar angkasa sulit diukur. Bintang seperti matahari mempertahankan kecerahan, suhu, dan ukuran yang sama selama miliaran tahun. Sifat-sifat planet seperti suhu sering kali ditentukan oleh bintang yang mereka orbit, bukan oleh usia dan evolusinya sendiri.
Untungnya, kecerahan dan warna bintang berubah secara halus seiring waktu. Dilansir Space, Selasa (10/10/2023), Adam Burgasser, profesor astronomi & astrofisika di UC San Diego, dan ahli astrofisika observasional yang menyelidiki bintang paling keren, kerdil cokelat, dan extrasolar planet, menulis dengan pengukuran yang sangat akurat, para astronom dapat membandingkan pengukuran sebuah bintang dengan model matematika yang memprediksi apa yang terjadi pada bintang seiring bertambahnya usia dan memperkirakan usianya dari sana.
Bintang tidak hanya bersinar, tapi juga berputar. Seiring waktu, putarannya melambat, mirip dengan roda yang berputar melambat saat menghadapi gesekan. Dengan membandingkan kecepatan putaran bintang-bintang dari berbagai usia, para astronom telah mampu menciptakan hubungan matematis untuk usia bintang-bintang. Metode tersebut dikenal sebagai gyrochronology.