Selasa 10 Oct 2023 13:29 WIB

Hantam Hong Kong, Apa Itu Topan Koinu?

Koinu terjadi hanya sebulan setelah Hong Kong dilanda Topan Saola.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Topan Koinu membawa hujan lebat dan embusan angin kencang di Hong Kong serta mendorong penutupan layanan transportasi dan sekolah di pusat keuangan tersebut.  (ilustrasi)
Foto: AP
Topan Koinu membawa hujan lebat dan embusan angin kencang di Hong Kong serta mendorong penutupan layanan transportasi dan sekolah di pusat keuangan tersebut. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Topan Koinu bergerak menuju pulau resor Hainan di Cina pada Ahad malam setelah melewati Hong Kong. Hal ini membawa hujan lebat dan embusan angin kencang serta mendorong penutupan layanan transportasi dan sekolah di pusat keuangan tersebut.

Koinu terjadi hanya sebulan setelah Hong Kong dilanda Topan Saola, yang memicu peringatan badai “T10” tertinggi. Seminggu setelahnya, kota ini mengalami curah hujan tertinggi dalam hampir 140 tahun, membanjiri stasiun kereta bawah tanah dan mal, serta menyebabkan tanah longsor.

Baca Juga

Topan Koinu berada pada tingkat kewaspadaan tertinggi ketiga dalam sistem peringatan Hong Kong hampir sepanjang hari. Itu ditingkatkan menjadi "T9" selama lebih dari empat jam sebelum observatorium menurunkannya kembali ke "T8" pada pukul 23.50 waktu setempat (15.50 GMT).

"Dalam beberapa jam terakhir, Koinu bergerak ke arah barat dengan mantap. Angin topan yang terkait secara bertahap menjauh dari laut selatan Hong Kong," kata observatorium tersebut, sambil mengeluarkan peta yang menunjukkan jalur Koinu mengarah langsung ke provinsi pulau Hainan di Tiongkok seperti dilansir laman Phys, Selasa (10/10/2023).

Letaknya sekitar 70 kilometer (43 mil) selatan-barat daya Hong Kong sekitar tengah malam dan diperkirakan mendekati bagian barat Pearl River Estuary.

Meskipun tingkat badai diturunkan menjadi "T8" observatorium tersebut memperingatkan masyarakat bahwa tindakan pencegahan belum boleh dilonggarkan dan mengatakan bahwa angin kencang yang ditimbulkan oleh Koinu diperkirakan akan terus berlanjut.

Tingkat peringatan "T8" dipicu ketika kecepatan angin maksimum badai mencapai 117 kilometer (72 mil) per jam. Koinu diamati dengan kecepatan 145 kilometer (90 mil) per jam.

Akibat topan ini, sekitar 90 penerbangan dibatalkan pada Ahad dan 130 lainnya tertunda sepanjang hari karena badai, menurut Otoritas Bandara Hong Kong.

Pusat penitipan anak, terminal kargo, feri dan bus menghentikan operasinya pada hari Ahad, sementara sekolah-sekolah akan tetap tutup, Senin.

Pemerintah Hong Kong menerima laporan lebih dari 20 orang terluka akibat topan hari Minggu, serta lebih dari selusin insiden pohon tumbang akibat angin kencang.

Di Provinsi Guangdong, Cina, tempat Koinu diperkirakan melintas dalam perjalanan ke Hainan, kota Zhuhai dan Jiangmen mengeluarkan tanggap darurat Tingkat III, menurut kantor berita Xinhua, Ahad.

Hal ini berarti lebih dari 35.500 kapal nelayan harus kembali ke pelabuhan, sementara puluhan kawasan wisata pantai ditutup sementara.

Sebelum pindah ke Hong Kong, Koinu telah merumput di dekat Taiwan, membawa hujan lebat dan angin kencang ke Orchid Island yang terpencil. Badai tersebut menyebabkan sedikitnya satu orang tewas dan memutus aliran listrik ke ratusan ribu rumah.

Cina Selatan sering dilanda topan selama musim panas dan musim gugur yang terbentuk di lautan hangat di sebelah timur Filipina dan kemudian bergerak ke barat.

Namun perubahan iklim telah membuat badai tropis menjadi lebih tidak dapat diprediksi dan meningkatkan intensitasnya, menyebabkan lebih banyak hujan dan hembusan angin yang lebih kuat yang menyebabkan banjir bandang dan kerusakan pesisir, kata para ahli.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement