Selasa 10 Oct 2023 17:32 WIB

Israel Klaim Bunuh 1.500 Pejuang Palestina yang Masuki Wilayahnya

Warga Palestina yang meninggal akibat gempuran Israel telah mencapai 687 jiwa.

Rep: Kamran Dikarma/Reuters/ Red: Fernan Rahadi
Warga Palestina terlihat berjalan di tengah wilayah yang hancur usai serangan udara Israel di Kota Gaza pada 9 Oktober 2023.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Warga Palestina terlihat berjalan di tengah wilayah yang hancur usai serangan udara Israel di Kota Gaza pada 9 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Militer Israel mengklaim telah membunuh setidaknya 1.500 pejuang Palestina yang melakukan infiltrasi ke wilayah Israel di perbatasan Jalur Gaza. Saat ini pun masih terus melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza yang diblokade.

"Dalam beberapa hari terakhir, tentara Israel menemukan tidak kurang dari 1.500 jenazah pria bersenjata Palestina di dalam wilayah Israel," ujar seorang pejabat militer Israel yang enggan dipublikasikan identitasnya kepada Anadolu Agency, Selasa (10/10/2023).

Baca Juga

Pejabat militer Israel itu tak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai hal tersebut. Pihak Palestina, khususnya Hamas, belum mengomentari laporan tentang 1.500 warga mereka yang telah menjadi martir di wilayah Israel.

Sementara itu, Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan, negaranya telah melancarkan serangan udara intensif ke Jalur Gaza yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dia mengingatkan bahwa Hamas, selaku pengontrol wilayah Gaza, tidak memiliki tempat untuk bersembunyi. “Kami akan menjangkau mereka (Hamas) di mana pun,” ujarnya.

Sebelumnya, Hagari mengungkapkan, IDF telah mengerahkan sebanyak 300 ribu personel pasukan cadangannya untuk merespons serangan Hamas yang dimulai akhir pekan lalu. "IDF belum pernah memobilisasi begitu banyak pasukan cadangan secepat ini, 300 ribu pasukan cadangan dalam 48 jam," kata Hagari, Senin (9/10/2023), dikutip laman Times of Israel. 

Itu menjadi mobilisasi pasukan cadangan terbesar sejak Israel terlibat Perang Yom Kippur pada 1973. Dalam Perang Yom Kippur, Israel mengerahkan 400 ribu tentara cadangannya. 

Pada Sabtu (7/10/2023) pekan lalu ratusan anggota Hamas berhasil melakukan infiltrasi ke wilayah Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza. Infiltrasi dilakukan sesaat setelah Hamas meluncurkan serangan roket. Ratusan anggota Hamas yang berhasil memasuki wilayah Israel kemudian melakukan serangan ke beberapa kota di dekat perbatasan Gaza.

Pejuang Hamas dilaporkan melakukan penyerbuan ke 22 lokasi di Israel selatan pada Sabtu pagi, termasuk kota-kota dan komunitas kecil sejauh 24 kilometer dari perbatasan Gaza. Ketika mundur, mereka menahan sejumlah warga untuk dijadikan sandera. 

Hamas menyebut serangan roket dan infiltrasi ke Israel sebagai Operation Al Aqsa Flood. Mereka mengatakan, operasi itu diluncurkan sebagai respons atas penyerbuan ke Masjid Al Aqsa dan meningkatnya kekerasan pemukim. Hingga berita ini ditulis, jumlah warga Israel yang tewas akibat serangan roket dan infiltrasi Hamas mencapai setidaknya 900 jiwa, termasuk 73 tentara dan 37 petugas polisi.   

Merespons operasi serangan Hamas, Israel telah meluncurkan Operation Swords of Iron dan membombardir Jalur Gaza. Target utamanya adalah markas atau situs lainnya yang berkaitan dengan Hamas. Warga Palestina yang meninggal akibat gempuran Israel telah mencapai sedikitnya 687 jiwa, termasuk di dalamnya 140 anak-anak. Sementara korban luka mencapai 2.900 orang. Menurut PBB, serangan udara bertubi-tubi oleh Israel juga menyebabkan 123.500 warga Palestina mengungsi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement