REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memuji keberhasilan besar serangan Hamas ke Israel. Menurutnya, apa yang dialami Israel merupakan konsekuensi atas tindakannya sendiri terhadap rakyat Palestina.
“Kami mencium tangan mereka yang merencanakan serangan terhadap rezim Zionis,” kata Khamenei dalam pidato perdananya sejak serangan Hamas ke Israel, Selasa (10/10/2023).
Dalam pidato yang disiarkan televisi tersebut, Khamenei tampak mengenakan syal Palestina. “Gempa bumi yang merusak ini (serangan Hamas) telah menghancurkan beberapa bangunan penting (di Israel) yang tidak dapat diperbaiki dengan mudah. Tindakan rezim Zionis sendiri yang harus disalahkan atas bencana ini,” ujar Khamenei.
Dia berpendapat, serangan balasan Israel terhadap Jalur Gaza akan memantik gelombang kemarahan yang jauh lebih besar. “Rezim pendudukan berusaha menampilkan dirinya sebagai korban untuk meningkatkan kejahatannya lebih lanjut. Ini adalah perhitungan yang salah. Ini akan mengakibatkan bencana yang lebih besar,” ucap Khamenei.
Pada Sabtu (7/10/2023) pekan lalu ratusan anggota Hamas berhasil melakukan infiltrasi ke wilayah Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza. Infiltrasi dilakukan sesaat setelah Hamas meluncurkan serangan roket. Ratusan anggota Hamas yang berhasil memasuki wilayah Israel kemudian melakukan serangan ke beberapa kota di dekat perbatasan Gaza.
Anggota Hamas dilaporkan melakukan penyerbuan ke 22 lokasi di Israel selatan pada Sabtu pagi, termasuk kota-kota dan komunitas kecil sejauh 24 kilometer dari perbatasan Gaza. Ketika mundur, mereka menahan sejumlah warga untuk dijadikan sandera. Jumlah warga Israel yang disandera dilaporkan lebih dari 100 orang.
Hamas menyebut serangan roket dan infiltrasi ke Israel sebagai Operation Al Aqsa Flood. Mereka mengatakan, operasi itu diluncurkan sebagai respons atas penyerbuan ke Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan pemukim. Hingga berita ini ditulis, jumlah warga Israel yang tewas akibat serangan roket dan infiltrasi Hamas mencapai setidaknya 900 jiwa, termasuk 73 tentara dan 37 petugas polisi.
Merespons operasi serangan Hamas, Israel telah meluncurkan Operation Swords of Iron dan membombardir Jalur Gaza. Target utamanya adalah markas atau situs lainnya yang berkaitan dengan Hamas. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 770 warga Palestina meninggal dan 4.000 lainnya terluka akibat serangan udara Israel. Menurut PBB, serangan udara bertubi-tubi oleh Israel juga menyebabkan 123.500 warga Palestina mengungsi.