REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara menyebut tiga kecamatan di kabupaten tersebut masih terendam banjir akibat curah hujan dengan intensitas tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Kepala Pelaksana BPBD Aceh Utara melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Mulyadi, Selasa (10/10/2023), mengatakan sebelumnya ada tujuh kecamatan di Aceh Utara yang terendam banjir, namun kini hanya tiga kecamatan yang masih terendam, sedangkan debit air di empat kecamatan lainnya sudah surut.
“Masih ada tiga kecamatan yang terendam banjir yaitu Matang Kuli, Pirak Timu, dan Tanah Luas, sedangkan empat kecamatan lainnya sudah surut. Kondisi cuaca hari ini di Aceh Utara juga cerah, mudah-mudahan tidak hujan lagi,” katanya saat dihubungi dari Banda Aceh.
Ia menjelaskan, banjir di Aceh Utara mulai terjadi pada Jumat (6/10/2023) lalu, yang melanda Kecamatan Matang Kuli, Pirak Timu, dan Tanah Luas. Kemudian banjir di tiga wilayah itu sudah surut pada Ahad (8/10/2023).
Namun, lanjut dia, karena kondisi cuaca hujan deras pada Ahad malam, maka pada Senin (9/10/2023) pagi banjir susulan kembali terjadi di tiga kecamatan tersebut, serta empat kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Syamtalira Aron, Samudera, Sawang, dan Gereudong Pasee.
“Banjir di Syamtalira Aron, Samudera, Sawang, dan Gereudong Pasee ini hanya sehari saja. Saat ini banjir sudah surut lagi dan aktivitas masyarakat kembali normal,” ujarnya.
Ia menambahkan, banjir di Aceh Utara terjadi karena meluapnya Sungai Krueng Sawang, Krueng Pasee, Krueng Pirak, Krueng Kereuto, dan Krueng Peto akibat hujan deras di Aceh Utara dan wilayah dataran tinggi Kabupaten Bener Meriah.
Secara keseluruhan, lanjut dia, ketinggian air yang menggenangi permukiman penduduk berkisar antara 20-120 cm, dengan total rumah terendam sebanyak 4.439 unit, korban terdampak 14.796 jiwa dalam 5.561 kepala keluarga (KK).
“Sedangkan pengungsi sebanyak 2.158 jiwa dalam 747 KK yang berada di tujuh titik yaitu dua titik di Matang Kuli dan lima titik di Tanah Luas. Mereka sementara mengungsi ke meunasah (mushala) sambil memantau kondisi rumah,” ujarnya.
BPBD Aceh Utara mengimbau masyarakat agar mewaspadai potensi banjir yang dipicu hujan. Apalagi BMKG memprakirakan Aceh pada Oktober 2023 sudah memasuki musim hujan.