Rabu 11 Oct 2023 05:00 WIB

Komisi Penyelidikan PBB: Kejahatan Perang Mungkin Terjadi di Gaza dan Israel

Komisi PBB itu juga sangat prihatin dengan serangan terbaru Israel terhadap Gaza.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Api dan asap membubung menyusul serangan udara Israel, di Kota Gaza, Senin (9/10/2023)WIB.
Foto: AP Photo/Fatima Shbair
Api dan asap membubung menyusul serangan udara Israel, di Kota Gaza, Senin (9/10/2023)WIB.

REPUBLIKA.CO.ID,JENEWA --  Komisi penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan pada Selasa (10/10/2023), mereka memiliki bukti jelas bahwa kejahatan perang mungkin telah dilakukan dalam kekerasan terbaru di Israel dan Gaza. Komisi itu telah mengumpulkan dan menyimpan bukti dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh semua pihak sejak Sabtu (7/10/2023).

“Sudah ada bukti jelas bahwa kejahatan perang mungkin telah dilakukan dalam ledakan kekerasan terbaru di Israel dan Gaza," ujar Independent International Commission of Inquiry tentang tentang Wilayah Pendudukan Palestina, termasuk Yerusalem Timur dan Israel dikutip dari Anadolu Agency.

Baca Juga

Komisi ini menyatakan, semua pihak yang melanggar hukum internasional dan menargetkan warga sipil harus bertanggung jawab atas kejahatannya. Mereka menyoroti kelompok dari Gaza yang telah menembak mati ratusan warga sipil tidak bersenjata.

Komisi tersebut menyerukan pembebasan tanpa syarat dan aman bagi semua individu yang disandera oleh kelompok bersenjata di Palestina. "Menyandera warga sipil dan menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia adalah kejahatan perang,” kata komisi tersebut.

Selain itu, Komisi PBB itu juga sangat prihatin dengan serangan terbaru Israel terhadap Gaza. Terlebih lagi ditambah dengan pengumuman Israel mengenai pengepungan total terhadap Gaza yang melibatkan penghentian air, makanan, listrik dan bahan bakar.

"Tidak diragukan lagi akan mengorbankan nyawa warga sipil dan merupakan hukuman kolektif," ujar badan PBB itu.

Pernyataan tersebut menekankan bahwa satu-satunya jalan untuk mengakhiri kekerasan dan mencapai perdamaian berkelanjutan dengan mengatasi akar penyebab konflik. Mereka menyoroti agar mengakhiri pendudukan ilegal di wilayah Palestina dan mengakui hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri.

Kelompok perlawanan Hamas yang berbasis di Gaza melancarkan Operasi Badai Al Aqsa melawan Israel dengan menembakkan rentetan roket. Dikatakan bahwa serangan mendadak itu merupakan respons terhadap penyerbuan Masjid A-Aqsa di Yerusalem Timur dan meningkatnya kekerasan pemukim.

Sebagai pembalasan, tentara Israel melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap Hamas di Jalur Gaza. Setidaknya 800 warga Israel tewas dan lebih dari 2.300 lainnya terluka dalam pertempuran itu. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan 760 warga Palestina meninggal dan lebih dari 4.000 orang terluka.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement