REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sikap marah memang bisa saja menghampiri setiap pribadi. Namun demikian, Rasulullah SAW senantiasa menganjurkan kepada umatnya untuk tidak marah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِيْ، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ. فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لاَ تَغْضَبْ
Dari Abu Hurairah RA, ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Tolong nasehati aku,' Beliau bersabda, 'Jangan marah'. Ia mengulangi permintaannya, dan beliau kembali bersabda, "Jangan marah." (HR Imam Bukhari).
Imam Nawawi dalam kitab Syarah Arbain Nawawiyah menjelaskan bahwa sabda Nabi "Jangan marah" maksudnya adalah jangan melampiaskan kemarahan. Larangan ini bukanlah kembali kepada nafsu amarah, karena hal itu adalah bagian dari watak manusia yang susah ditolak.
Seseorang datang menemui Nabi SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah, tolong ajarkan kepadaku satu pengetahuan yang dapat mendekatkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka." Nabi pun menjawab, "Jangan marah, maka bagimu surga."
إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya marah itu dari setan, dan sesungguhnya setan diciptakan dari api. Yang dapat memadamkan api hanya air. Maka kalau salah seorang dari kalian marah, hendaklah ia berwudhu."
Abi Dzar Al Ghifari bercerita, Rasulullah SAW bersabda kepada kami, "Apabila salah seorang dari kalian marah dan ia dalam posisi berdiri hendaknya ia duduk maka marah akan lenyap darinya. Dan jika tidak hendaklah ia rebahan."
Itulah sebabnya ketika sedang marah seseorang akan keluar dari keseimbangannya. Misalnya, berbicara dengan ngawur, melanggar hal-hal tercela, berniat dengki, dan keburukan-keburukan lainnya. Semua itu muncul dari marah.
Baca juga: Golongan Ini Justru akan Dilawan Alquran di Hari Kiamat Meski di Dunia Rajin Membacanya
Nabi bersabda, "Orang kuat itu bukanlah orang yang kuat berkelahi. Tetapi orang yang kuat ialah orang yang mampu menahan nafsunya ketika sedang marah." Allah SWT berifman dalam Alquran Surat Ali Imran ayat 134:
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”