REPUBLIKA.CO.ID, Petani di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten berbahagia setelah curah hujan tinggi yang turun dalam beberapa hari terakhir menyelamatkan tanaman padi dari kekeringan akibat kemarau atau El Nino. Ahmad Junaidi (60) seorang petani Malingping Kabupaten Lebak mengaku bahagia setelah persediaan air untuk areal persawahannya kembali terpenuhi.
"Kami awal kebingungan melihat sawah seluas 1,5 hektare kekeringan akibat kemarau sejak September 2023" katanya menjelaskan, Ahad (8/10/2023).
Junaidi mengatakan, areal persawahan di wilayahnya seluas 60 hektare dipetakan sawah tadah hujan dan petani bisa tanam jika memasuki musim hujan, sedangkan musim kemarau petak-petak sawah itu dibiarkan. Petani di sini juga kesulitan untuk mendapatkan pasokan air, karena tidak adanya jaringan irigasi juga tidak memiliki sumber potensi air.
"Kita di sini hanya mengandalkan curah hujan dan jika kekeringan berlangsung tiga bulan dipastikan gagal panen," kata Junaidi menjelaskan.
Tanaman padi yang mengalami kekeringan di wilayah Lebak berdasarkan laporan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Banten seluas 300 hektare. Kebanyakan tanaman padi itu usia tanam rata-rata 60-70 hari setelah tanam (HST).
"Kami meyakini jika curah hujan tinggi pada Oktober dipastikan panen akhir September dan Desember 2023," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Ahad.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang Tatang mengatakan di beberapa wilayah di Banten, termasuk di Kabupaten Lebak mulai hujan dengan intensitas sedang dan ringan. Peluang hujan itu terjadi pada siang hingga sore hari, sehingga bisa mengaliri areal persawahan.
"Kami memprakirakan musim hujan terjadi pada akhir Oktober 2023," kata Tatang.