REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Secara umum, chiropractic merupakan terapi yang aman bila dilakukan dengan benar oleh tenaga profesional. Namun terkadang, layanan chiropractic diberikan oleh oknum yang hanya ingin mendulang keuntungan dari klien.
Menurut National Health Service, chiropractic merupakan terapi yang berfungsi untuk meredakan masalah nyeri punggung, nyeri leher, hingga nyeri bahu. Akan tetapi, chiropractic tergolong terapi alternatif atau pelengkap bukan terapi medis konvensional.
"Ini merupakan (terapi) dengan pendekatan holistik dan non invasif yang benar-benar bisa memberikan perubahan," ujar salah satu pendiri Advantage Chiropractic, Evan Norum DC, seperti dilansir Best Life beberapa waktu lalu.
Agar bisa mendapatkan manfaat yang optimal dari chiropractic, Norum mengimbau agar para klien memilih praktisi chiropractic atau chiropractor dengan hati-hati. Pastikan chiropractor yang memberikan terapi memang kompeten dan mengutamakan kondisi klien.
Berkaitan dengan hal ini, Norum mengungkapkan ada setidaknya lima tanda yang dapat mengindikasikan bahwa seorang chiropractor kurang kompeten dan hanya ingin mengambil keuntungan. Berikut ini adalah kelima tanda tersebut.
1. Terapkan kontrak kunjungan
Oknum chiropractor yang ingin mendulang keuntungan dari klien biasanya akan meminta klien untuk menandatangani kontrak kunjungan. Kontrak ini akan mengatur jumlah minimal kunjungan yang harus dilakukan klien untuk menjalani terapi. Menurut chiropractor Liza Egbogah BSc DC DOMP, kontrak seperti ini sangat tidak diperlukan karena bisa membuat klien mendapatkan terapi yang berlebihan, serta berpotensi memperburuk keluhan yang dirasakan oleh klien.
2. Terapi dilakukan di ruang terbuka
Terkadang, chiropractor memberikan terapi kepada beberapa pasien sekaligus di ruang terbuka. Selain tak bisa menjaga privasi klien, praktik seperti ini juga akan mempersulit klien untuk mendapatkan terapi yang benar-benar sesuai dengan keluhan klien. Oleh karena itu, Egbogah tidak menganjurkan klien untuk menjalani terapi chiropractic yang diberikan di ruang terbuka.
3. Durasi konsultasi singkat
Agar bisa meringankan keluhan klien, chiropractor perlu melakukan penilaian terhadap kondisi klien dengan seksama dalam sesi konsultasi. Klien sebaiknya menghindari chiropractor yang hanya meluangkan waktu sangat singkat untuk konsultasi sebelum terapi. Alasannya, waktu yang singkat tersebut tidak akan cukup bagi klien untuk mengungkapkan semua keluhan yang dia rasakan.
4. Mengharuskan x-ray sebelum dan setelah terapi
Oknum chiropractor yang hanya ingin mendulang keuntungan kerap mewajibkan klien untuk menjalani pemindaian x-ray sebelum menjalani terapi. Egbogah mengungkapkan bahwa hal ini berlebihan karena sebagian besar masalah bisa didiagnosis tanpa harus menjalani pemindaian X-ray. Selain itu, paparan radiasi x-ray yang berlebihan juga bisa memberikan dampak negatif bagi klien.
Hal serupa juga diungkapkan oleh chiropractor Jenna Nitowski-Luu DC. Menurut Nitowski-Luu, pemindaian x-ray memang bermanfaat untuk menemukan adanya kanker atau retak tulang pada klien. Akan tetapi, pemindaian ini tidak bisa memberi petunjuk untuk menentukan apakah seorang klien membutuhkan chiropractic atau tidak.
Klien juga sebaiknya menghindari chiropractor yang merekomendasikan pemindaian x-ray untuk memantau progres terapi. Alasannya, tindakan ini tidak benar-benar diperlukan untuk memperbaiki kondisi klien, dan berpotensi membuat klien terpapar x-ray secara berlebihan.
5. Jadi lebih nyeri
Tujuan terapi chiropractic adalah meredakan beragam keluhan nyeri atau pegal di tubuh. Oleh karena itu, klien sebaiknya lebih waspada bila terapi chiropractic yang mereka jalani justru memperburuk keluhan.
"Ini mengindikasikan bahwa terapi tersebut mungkin tidak tepat untuk Anda dan chiropractor Anda seharusnya merujuk Anda ke tenaga kesehatan lain," ujar Egbogah.