REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan pejuang Hamas yang dikenal sebagai Badai Aqsa (Taufan Al Aqsa) baru-baru ini mengejutkan Israel. Namun, gerakan Islam Sunni dan nasionalisme Palestina ini dianggap oleh negara-negara Barat, khususnya Amerika dan sekutunya sebagai serangan teroris.
Karena itu, Ketua Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis (KIBBM), Ustadz Bachtiar Nasir, merasa perlu untuk menjelaskan alasan Hamas melakukan serangan tersebut. “Ada yang bilang Gaza atau Hamas itu teroris. Jadi perlu kami jelaskan kronologinya,” ujar Ustaz Bachtiar saat konferensi pers di Aljazeerah Restaurant Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (10/10/2023).
Pimpinan AQL Islamic Center ini menjelaskan, selama 16 tahun ini setidaknya sudah 2 juta nyawa yang melayang akibat serangan Israel di Gaza. Karena itu, menurut dia, serangan Taufan Al Aqsa tersebut sudah merupakan puncak kesabaran para pejuang Palestina.
“Bahwa apa yang dilakukan Gaza pada tanggal 7 dini hari itu sebetulnya sudah pada puncak kesabarannya. Karena, mereka sudah mengingatkan, politik akan dihadapi dengan politik, tetapi jangan sentuh Al Aqsa,” ucap Ustaz Bachtiar.
Namun, kata dia, sayangnya peringatan demi peringatan tersebut diabaikan oleh zionis Israel. Karena, menurut dia, mereka ingin menjadikan Masjid Al Aqsha itu terbagi sebagaimana Masjid Ibrahimi di Hebron yang telah dibagi menjadi masjid dan sinagoga
“Mereka menuntut pembagian waktu dan pembagian tempat yang pada akhirnya penguasaan secara total sebaimana tanah Palestina yang juga awalnya jatah mereka cuma 20 persen, kalau melihat perjanjian tahun 1948, kemudian berubah menjadi mungkin 90/10 yang mau diambil semuanya,” kata Ustaz Bachtiar.
Karena itu, dia menegaskan, bahwa orang-orang yang telah menuduh pejuang Palestina di Gaza, sebagai teroris. “Jadi keliru besar kalau menuduh Gaza yang sudah tidak tahan lagi lama-lama lapar. Gaza yang sudah tidak bertahan lagi lama-lama luka terus. Gaza yang sudah tidak tahan lagi karena sudah terlalu lama diblokade dan sudah lama diembargo,” ucap dia.
“Bagaimana mungkin teroris yang sebenarnya adalah zionis Israel kenapa dibalikkan kepada Gaza, khususnya kepada kelompok-kelompok perlawanan yang ada di sana,” kata Ustaz Bachtiar menjelaskan.
Jadi, menurut dia, peristiwa perang kali ini memang dilatarbelakangi dengan penistaan bertubi-tubi terhadap terhadap salah satu tempat suci umat Islam, yaitu Masjid Al-Aqsa.
“Itu peristiwa ini dilatarblekangi dengan penistaan bertubi-tubi terhadap Al Aqsa. Itu dasarnya sebetulnya, jadi bukan ujuk-ujuk serangan pagi begitu saja, bukan. Karena, ada proses panjang,” ujar Ustaz Bachtiar.
Dia menambahkan, resolusi demi resolusi dan perjanjian demi perjanjian semuanya tidak ada yang ditepati oleh Israel. “Karena memang mereka tidak pernah mau menepati janjinya, belum lagi dukungan negara kuat di Amerika dan sekutu-kutunya,” ucap Ustaz Bachtiar.
Sebagai informasi, KIBBM sendiri merupakan lembaga kemanusiaan yang berfokus pada persoalan-persoalan di Palestina. Di dalam koalisi ini juga terdapat sejumlah tokoh lembaga kemanusiaan dan Ormas Islam, yaitu:
Ketua Umum Wahdah Islamiyah Muhammad Zaitun Rasmin, Komite Indonesia Untuk Solidaritas Palestina (Kispa) Ustaz Ferry Nur, Ketua Umum Hidayatullah Ustaz Nasirul Haq, Ketua Presidium Lembaga Kemanusiaan Medical Emergency Rescue-Committee (MER-C) dr. Henry Hidayatullah, Wakil Ketua Lembaga Dakwah Parmusi Dr KH Bukhori Abdul Somad, serta perwakilan Komite Perempuan Indonesia Peduli Al Aqsha (KPIPA).