Rabu 11 Oct 2023 08:20 WIB

Virus Flu Burung Mematikan Muncul Kembali di Peternakan AS

Kemunculan virus flu burung menimbulkan kekhawatiran akan adanya wabah lain.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Peternakan unggas (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/SANJEEV GUPTA
Peternakan unggas (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MINNEAPOLIS --- Flu burung yang sangat patogen dan cukup mematikan telah muncul untuk pertama kalinya di kawanan unggas komersial di AS musim ini. Situasi ini memengaruhi operasional satu peternakan kalkun di South Dakota dan satu peternakan di Utah, yang menimbulkan kekhawatiran akan adanya wabah lain.

Departemen Pertanian AS melaporkan bahwa flu burung, yang mematikan bagi unggas komersial, telah dikonfirmasi pada kawanan kalkun sebanyak 47.300 ekor di Jerauld County, South Dakota, pada 4 Oktober 2023 lalu dan di sebuah peternakan yang memiliki 141.800 unggas di Sanpete County, Utah, pada hari Jumat lalu.

Baca Juga

Wabah ini merupakan yang pertama kali dilaporkan terjadi di antara kawanan kalkun komersial di AS sejak penyakit ini menyerang dua peternakan kalkun di Dakota pada bulan April. Kawanan unggas yang terinfeksi biasanya dimusnahkan untuk mencegah penyebaran flu, dan kemudian peternakan didekontaminasi.

Sebelumnya pada pekan lalu, satu-satunya laporan tentang flu burung dalam beberapa bulan terakhir di AS adalah kemunculan sporadis pada kawanan unggas di halaman belakang rumah atau di antara burung-burung liar seperti bebek, angsa, dan elang. 

Meskipun burung liar sering tidak menunjukkan gejala flu burung, infeksi pada burung-burung ini menjadi perhatian industri unggas, karena burung-burung yang bermigrasi dapat menyebarkan penyakit ini ke kawanan unggas komersial yang rentan.

"Saya tidak meragukan bahwa kita akan memiliki lebih banyak kasus," kata Dokter Hewan Negara Bagian South Dakota, Beth Thompson, dalam sebuah wawancara pada hari Selasa. "Saya akan sangat terkejut jika kita sudah selesai karena migrasi baru saja dimulai."

Flu burung tahun lalu merugikan produsen unggas AS hampir 59 juta unggas di 47 negara bagian. Kerugian dari ayam petelur dan kalkun serta ayam yang diternakkan untuk diambil dagingnya, menjadikannya wabah paling mematikan yang pernah terjadi di negara itu, menurut data USDA. 

Wabah ini menyebabkan lonjakan harga telur dan kalkun bagi konsumen dan merugikan pemerintah lebih dari 660 juta dolar AS. Korban dari wabah tahun 2015, yang dianggap sebagai bencana kesehatan hewan termahal dalam sejarah AS. Di mana kerugian akibat virus flu burung ini lebih dari 1 miliar dolar AS bagi pemerintah, yang menyerang hampir 51 juta unggas di 15 negara bagian.

Sementara itu, infeksi flu burung pada manusia relatif jarang terjadi dan tidak dianggap sebagai risiko keamanan pangan. Namun, karena virus ini menyerang spesies lain, termasuk beberapa mamalia, para ilmuwan khawatir virus ini dapat berevolusi dan menyebar dengan lebih mudah di antara manusia. 

Di Kamboja minggu ini pihak berwenang, melaporkan kematian manusia ketiga akibat flu burung tahun ini. Karena itu, para pejabat pertanian AS menganggap kasus tahun ini sebagai bagian dari wabah tahun lalu, yang mencapai AS pada Februari 2022 setelah menyebar di Eropa. 

AS telah memberlakukan pembatasan berkala pada impor unggas dari Eropa untuk membatasi potensi penyebaran. Thompson mengatakan bahwa virus ini tidak pernah benar-benar hilang, tidak seperti pada tahun 2015, dan bahwa versi yang sekarang beredar pada dasarnya sama dengan yang menyebar tahun lalu.

"Kami hanya mendorong para pemilik unggas untuk memastikan bahwa mereka meningkatkan praktik biosekuriti mereka karena flu burung masih ada di luar sana dan sangat mudah tertular," ujar Bailee Woolstenhulme, juru bicara Departemen Pertanian dan Pangan Utah.

Namun, para produsen telah menjaga biosekuriti mereka dengan ketat selama beberapa tahun, dan tidak banyak yang dapat dilakukan oleh para peternak di luar langkah-langkah yang telah mereka lakukan untuk menjauhkan virus dari kawanan ternak mereka. Strategi utamanya adalah mencegah kotoran burung liar masuk ke dalam kandang unggas.

Sebab masuknya kotoran burung liar ke dalam kandang unggas itu, dapat terjadi ketika penggunaan alas kaki dan pakaian pekerja, atau menumpang di peralatan pertanian, tikus, burung kecil, dan bahkan partikel debu.

Ini adalah kasus pertama di Utah tahun ini, kata Woolstenhulme, tetapi 16 peternakan kalkun, satu peternakan telur, dan beberapa peternakan ayam kampung terkena dampaknya di negara bagian itu tahun lalu.

Produsen South Dakota kehilangan hampir 4 juta unggas tahun lalu. Iowa, negara bagian yang paling parah terkena dampaknya, dengan hampir 16 juta unggas yang mati, belum mencatat adanya kasus sejak bulan Maret. 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement