Rabu 11 Oct 2023 13:30 WIB

Curah Hujan Tinggi Hingga Banjir, Masyarakat Wilayah Ini Pun Terpaksa Mengungsi

Musim hujan biasanya menyebabkan hujan lebat selama berbulan-bulan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Natalia Endah Hapsari
Banjir di Kota Bago Myanmar menyebabkan 14 ribu orang mengungsi (Ilustrasi)
Foto: AFP
Banjir di Kota Bago Myanmar menyebabkan 14 ribu orang mengungsi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MYANMAR---Penduduk Kota Bago, Myanmar, yang dilanda banjir menyelamatkan makanan dan barang-barang dari rumah mereka yang terendam air, pada Selasa (10/10/2023), setelah curah hujan yang tinggi memicu banjir. Menurut pihak berwenang, peristiwa itu telah menyebabkan 14 ribu orang mengungsi.

Musim hujan biasanya menyebabkan hujan lebat selama berbulan-bulan di negara Asia Tenggara itu, namun para ilmuwan mengatakan perubahan iklim yang disebabkan oleh ulah manusia membuat pola cuaca menjadi lebih intens.

Baca Juga

Di bagian timur kota Bago, penduduk mengarungi jalan melalui air setinggi pinggang atau mengapung dengan perahu atau ban karet, ketika riak-riak terjadi di toko-toko dan rumah-rumah yang tutup.

“Ini pertama kalinya rumah saya kebanjiran sepanjang hidup saya. Saya sedang berdiri di atas kursi saat rumah saya terendam banjir,” kata Phwar Than Hme dari biara tempat dia berlindung, dilansir dari Phys, Rabu (11/10/2023).

“Tetangga saya dan petugas penyelamat mengatakan kepada saya untuk tidak tinggal di rumah dan pergi ke kamp. Mereka menggendong saya dan membawa saya ke sini,” ujar dia lagi.

Pada Ahad (8/10/2023), pihak berwenang melaporkan bahwa curah hujan sebesar 200 mm (hampir delapan inci) telah turun dalam 24 jam sebelumnya, di wilayah Bago, di timur laut pusat komersial Yangon. Dan itu merupakan sebuah rekor pada Oktober 2023.

Hujan deras terus berlanjut hingga Senin malam. “Saya tidak menyangka air setinggi ini di sini. Saya tidak pernah melihat sesuatu seperti ini,” kata Chit Nyunt (69) sambil berjalan menyusuri jalan sembari membawa sepasang sandal dan payung.

Stasiun penyiaran negara Myanmar, MRTV, mengatakan 14 ribu orang telah mengungsi di wilayah Bago, timur laut pusat komersial Yangon. Menurut Global New Light of Myanmar, hampir 5.600 orang ditampung di pusat bantuan sementara milik pemerintah setempat.

“Lantai bawah rumah sakit umum Bago terendam banjir,” kata seorang warga kepada surat kabar itu. Dan tiga dari empat penyedia telekomunikasi Myanmar tidak berfungsi di daerah tersebut.

Banjir dimulai pada Juli dan telah berdampak pada sembilan negara bagian dan wilayah Myanmar, termasuk Rakhine, Kachin, Karen, Mon dan Chin.

Myanmar sendiri berada dalam cengkeraman konflik sipil berdarah antara junta, yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi pada Februari 2021, dan kelompok bersenjata yang menentang kudeta.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement