Kamis 12 Oct 2023 06:22 WIB

Agar Lebih Menyehatkan, Ini Trik Menyantap Stroberi yang Pas

Stroberi menyehatkan karena kadar gula dan kalorinya yang rendah.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Kadar antioksidan dari stroberi akan mencapai puncaknya dalam waktu satu jam setelah dikonsumsi. Efek ini bisa bertahan lebih lama, yaitu 2,5 jam, bila stroberi dikonsumsi bersamaan dengan krim.
Foto: Antara
Kadar antioksidan dari stroberi akan mencapai puncaknya dalam waktu satu jam setelah dikonsumsi. Efek ini bisa bertahan lebih lama, yaitu 2,5 jam, bila stroberi dikonsumsi bersamaan dengan krim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Stroberi dikenal sebagai salah satu buah yang baik bagi kesehatan tubuh. Meski begitu, ada sebuah trik sederhana yang dapat membuat stroberi semakin menyehatkan.

Beberapa hal yang membuat stroberi digadang sebagai buah menyehatkan adalah kadar gula dan kalorinya yang rendah serta kandungan seratnya yang tinggi. Selain itu, stroberi juga kaya akan antioksidan.

Baca Juga

Menurut studi yang dilakukan oleh University of Glasgow, kadar antioksidan dari stroberi akan mencapai puncaknya dalam waktu satu jam setelah dikonsumsi. Efek ini bisa bertahan lebih lama, yaitu 2,5 jam, bila stroberi dikonsumsi bersamaan dengan krim.

Untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang optimal, tim peneliti menganjurkan agar orang-orang menggunakan krim secukupnya saat mengonsumsi stroberi. Alasannya, asupan krim atau lemak yang berlebih bisa memberikan dampak negatif bagi kesehatan yang akan menutupi manfaat baik dari stroberi.

Selama ini, lemak sering kali dianggap sebagai asupan yang buruk bagi kesehatan. Padahal, jenis dan jumlah asupan lemak yang tepat justru bisa menunjang kesehatan tubuh. Studi di Skotlandia misalnya, menemukan bahwa konsumsi minyak zaitun mentah sebanyak 20 ml per hari bisa membantu memperbaiki kesehatan jantung.

"Manusia membutuhkan lemak untuk menyerap vitamin sebagai energi, dan kita juga membutuhkan lemak untuk menambah cita rasa," ujar Prof Francesco Visioli dari niversity of Padua, seperti dilansir The Sun pada Kamis (12/10/2023).

Ahli gizi Ryanne Lachman RDN LD juga menekankan pentingnya asupan lemak dalam menunjang kesehatan tubuh. Akan tetapi, orang-orang juga perlu memilih sumber lemak dengan cermat agar pola makan yang mereka jalani tetap seimbang.

"Untuk meningkatkan pola makan Anda dengan lemak sehat, pertama, Anda perlu mengetahui perbedaan jenis lemak baik dan lemak buruk," kata Lachman, seperti dikutip dari laman resmi Cleveland Clinic.

Lemak baik merupakan bagian penting dari pola makan sehat secara keseluruhan. Asupan lemak baik tak hanya membantu tubuh dalam menyerap vitamin, tetapi juga memberikan rasa kenyang lebih lama. Dengan begitu, nafsu makan dan dorongan untuk makan secara berlebihan bisa diredam.

"(Lemak baik juga) mempercepat metabolisme Anda dan membantu meregulasi glukosa Anda. Asupan ini juga dapat menurunkan risiko Anda terhadap obesitas dan diabetes, tekanan darah tinggi, serta penyakit jantung," ujar Lachman.

Sebaliknya, lemak jahat bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan bila dikonsumsi secara berlebihan atau sering. Beberapa dampak dari konsumsi lemak jahat secara berlebihan atau sering adalah memicu peradangan dan penyakit jantung.

Jenis lemak jahat yang sebaiknya dihindari sepenuhnya adalah lemak trans. Lemak trans ini bisa ditemukan pada beragam jenis makanan yang digoreng, makanan cepat saji, dan cemilan olahan. Tak jarang, lemak trans juga ditemukan dalam beberapa produk pangan seperti mentega dan margarin.

Lemak jenuh juga sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah yang kecil. Lemak jenuh ini bisa ditemukan secara alami dalam lemak hewan, produk susu, serta makanan lain seperti keju, es krim, minyak sawit dan minyak kelapa, serta daging merah.

Saat mengonsumsi lemak, Lachman menganjurkan orang-orang untuk lebih berfokus pada jenis lemak baik. Beberapa contoh sumber lemak baik adalah alpukat, kelapa, kacang-kacangan, biji-bijian, daging unggas, dan ikan. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement