REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, membangun Pasar Banjarsari dengan pagu senilai Rp 160 miliar yang nantinya diperuntukkan bagi 3.170 pedagang yang kini menempati pasar darurat di Jalan Patiunus.
"Pagu anggaran senilai Rp 160 miliar tetapi dalam proses lelang, nilai kontraknya menjadi sekitar Rp 131 miliar. Pembangunan Pasar Banjarsari semuanya bersumber dari dana Kementerian PUPR," kata Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid, usai acara peletakan batu pertama pembangunan Pasar Banjarsari, di Pekalongan, Rabu (11/10/2023).
Menurut dia, pembangunan pasar yang semula banyak menghadapi kendala karena masalah status sertifikat tanah ini kini sudah mulai dapat dibangun setelah semua pihak berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah kota untuk melanjutkan pembangunan Pasar Banjarsari.
Sebelum mengajukan proses pembangunan pasar ke Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, kata dia, masalah tanah yang akan dibangun pasar harus clear and clean.
"Prosesnya memang cukup panjang. Namun, alhamdulillah pemegang sertifikat tanah mau menyerahkan pada kita sebagai dasar pengajuan dasar ke Kementerian PUPR maupun Kemendag sehingga pembangunan Pasar Banjarsari dapat dimulai," katanya.
Terkait penataan tempat para pedagang, Afzan Arslan Djunaied mengatakan pihaknya sudah mulai menyiapkan masalah itu meski ada beberapa masukan dan protes dari pedagang karena gambar atau denah belum diperoleh pemkot dari pelaksana proyek pembangunan pasar.
"Yang jelas, mulai dari sekarang kami sudah menyiapkan penataan para pedagang dan mendata pedagang agar semuanya clear dan berjalan lancar. Kami berharap dengan dibangunnya Pasar Banjarsari ini dapat meningkatkan perekonomian di daerah," katanya.
Pembangunan Pasar Banjarsari seluas 34.161 meter persegi ini ditargetkan selesai 16 September 2024. Nantinya akan dibangun empat gedung terdiri atas 803 kios, 111 toko, dan 2.256 los.