REPUBLIKA.CO.ID, VILNIUS -- Menteri Pertahanan Estonia Hanno Pevkur mengatakan pada Rabu (11/10/2023), kerusakan pada pipa gas Balticconnector disebabkan oleh kekuatan yang cukup besar. Finlandia sebelumnya menyatakan, kerusakan tersebut mungkin disebabkan oleh tindakan yang disengaja.
“Dapat dilihat dengan jelas bahwa kerusakan ini disebabkan oleh kekuatan yang cukup besar,” kata Pevkur.
Pipa Laut Baltik dan kabel telekomunikasi yang menghubungkan Finlandia dan Estonia rusak pada Ahad (8/10/2023). Helsinki mengatakan pada Selasa (10/10/2023), kerusakan tersebut kemungkinan disebabkan oleh aktivitas luar dan penyebabnya sedang diselidiki.
Pevkur menyatakan para penyelidik tidak mengesampingkan apa pun pada tahap ini. “Jadi apa tepatnya yang terjadi, kami belum dapat menjelaskannya secara spesifik, tetapi saat ini sepertinya dampak mekanis atau kerusakan mekanis," ujarnya.
Peneliti di Finnish Institute for International Affairs Henri Vanhanen mengatakan, isu sentralnya adalah cara alinasi NATO bereaksi jika ada bukti yang dikumpulkan bahwa ada aktor negara di balik kerusakan pipa tersebut. Finlandia dan Estonia keduanya merupakan anggota aliansi tersebut.
“Karena ini bisa berarti ini adalah serangan terhadap infrastruktur anggota NATO. Saya pikir pertanyaan besarnya dalam jangka panjang adalah apakah kita memiliki serangkaian tindakan penanggulangan yang jelas terhadap aktivitas semacam itu? Apa pencegahannya?” ujar Vanhanen.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, bahwa jika kerusakan terbukti disebabkan oleh serangan, maka hal itu akan ditanggapi dengan tanggapan bersama-sama dan sungguh-sungguh.
Insiden ini terjadi kurang lebih setahun setelah jaringan pipa gas Nord Stream yang melintasi Laut Baltik antara Rusia dan Jerman rusak akibat ledakan. Menurut pihak berwenang, ledakan itu merupakan tindakan sabotase yang disengaja.
Kerusakan pada pipa terbaru itu diyakini terjadi di perairan Finlandia, sedangkan kerusakan kabel terjadi di perairan Estonia. Menurut Komandan Angkatan Laut Estonia Juri Saska, pipa yang dilapisi beton untuk perlindungan tampak seperti dirusak dengan sengaja. “Betonnya pecah, atau terkelupas, khususnya pada titik kerusakan,” kata Saska kepada lembaga penyiaran publik Estonia ERR.
“Sepertinya ditarik dari satu sisi, seperti selang air tersangkut di belakang kaki Anda dan Anda menyeretnya ke belakang," ujarnya.