REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pemerintah Palestina menuduh Israel menggunakan senjata pembakar fosfor, saat mengebom daerah-daerah berpenduduk di Gaza yang terkepung. Sementara, wilayah Gaza ini disebut menampung lebih dari 2,3 juta jiwa.
“Pendudukan Israel menggunakan bom fosfor putih yang dilarang secara internasional, terhadap warga Palestina di lingkungan Karama di Gaza utara,” kata Kementerian Luar Negeri Palestina di platform X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, dikutip di TRT World, Rabu (11/10/2023).
Pendiri Observatorium Eropa untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdo, mengunggah potongan video di platform X tentang apa yang dia katakan sebagai penggunaan bom fosfor oleh Israel.
“Pasukan militer Israel menggunakan [bom] fosfor putih beracun di daerah padat penduduk di barat laut Kota Gaza,” tulis dia.
Kelompok hak asasi manusia yang berbasis di New York, Human Rights Watch, sebelumnya juga mengutip laporan penggunaan bom fosfor putih oleh Israel di Gaza, yang dilakukan selama konflik di masa lalu.
Untuk diketahui, penggunaan senjata fosfor putih dengan tujuan membuat tabir asap dan menutupi pergerakan pasukan disebut dapat diterima secara hukum. Meski demikian, Konvensi Jenewa tahun 1980 melarang penggunaan bahan tersebut di daerah padat penduduk.
Hingga berita ini dibuat, masih tidak ada komentar dari Israel mengenai klaim tersebut. Israel diketahui melanjutkan serangan udaranya di Gaza untuk hari kelima, pada Rabu (11/10/2023).
Aksi yang mereka lakukan ini menyusul serangan multi-front Hamas di kota-kota Israel di dekat wilayah pantai. Kelompok pejuang Palestina, Hamas, mengatakan serangan itu merupakan respons terhadap pelanggaran yang dilakukan Israel di kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, serta meningkatnya kekerasan pemukim.
Dari laporan terbaru, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 830 warga Palestina tewas. Di sisi lain 4.250 masyarakat lainnya terluka dalam pengeboman Israel di jalur tersebut.
Sementara itu, menurut laporan dari media harian Israel Haaretz, lebih dari 1.000 warga Israel telah terbunuh akibat eskalasi kondisi di wilayah tersebut.